Finalis IYCEY Fesyen 2007

Senin, 24 Mei 2010 komentar
Yoris Sebastian, 1972, Pencetus ide acara sukses  “I Like Monday” di Hard Rock Café dan Direktur Pendiri IP Entertainment. Pemenang IYCEY Music Award 2006, sebuah penghargaan bidang musik dari Inggris. Sekarang berprofesi sebagai pengusaha. Proyek Goliath adalah terobosan musik terbarunya dalam dunia digital dalam rangka kerjasama dengan industri musik Inggris

Alfiansyah (1973) General Manager dari Alfa Records, sebuah perusahaan musik yang menjalankan semua tahap mulai dari produksi, distribusi dan penjualan di Jakarta. Perusahaan ini terbentuk tahun 2001 bekerjasama dengan beberapa musisi independent yang sukses seperti Sova, DJ Riri dan Jamaica Café. Perusahaan ini juga mengedarkan album dari berbagai genre –mulai dari Mozart sampai Death Metal.

RM Dimas Widiarto Sapto Wibowo (1973)Pemilik dan direktur dari perusahaan Vociferous Experience di Yogyakarta. Perusahaan ini menggambarkan dirinya sebagai sebuah distributor global yang independen dengan misi mendidik untuk mempromosikan sebuah budaya menghargai rekaman-rekaman musik  non komersil dengan menjual CD dan demo rekaman dari Inggris, Spanyol, Jepang dan band-band indie.

Fery Yuniardo (1976) Produser musik Hip Hop, Pendiri Risky Record, dan Sutradara lepas video musik. Tahun 2000, dia menciptakan www.hiphopindo yang kemudian menjadi komunitas hip hop terbesar di Indonesia. Situsnya berisi artis-artis terbaru, event, dan video musik yang berbudget rendah tetapi berkualitas bagus.
Junior Eka Putro (1977) Editor HAI, sebuah majalah populer musik anak muda. Pencetus ide Festival Musik Soundrenalin dan salah seorang pendukung kreatif dibelakang acara reality show Kompetisi Dreamband di TV 7.
Petrus Briyanto Adi (1974) seorang produser, komposer dan musisi Cozy Street Corner. Pendiri, direktur dan konduktor dari Chamber orkestra di jurusan Psikologi, Universitas Indonesia. Koordinator Pendidikan Musik dan Nilai di Yayasan Gita Niti Para Samya di Jakarta, mengajar anak-anak tentang kreativitas lewat musik.
Robin Ch. Malau (1973) 10 tahun menjadi gitaris di band hardcore legendaris Indonesia, Puppen. Baru-baru saja memproduksi sendiri 3 albumnya dalam bentuk musik indie, dia memotivasi dirinya sendiri untuk mempelajari bisnis. Bekerja untuk perusahaan penyedia peralatan Surf, Skate dan musik Rock independent, Volcom di Bali sebelum memulai bisnisnya sendiri Soda Music Company di bandung tahun 2003. Memiliki kerjasama rekaman untuk rockernya yang sedang melejit dengan SONY BMG, perusahaan ini kemudian berkembang memproduksi merchandise dan menangani manajemen artist.

Setya Hanindito Sidharta (1972)  Direktur A&R dari Aksara Records. Perusahaan dan Studio rekaman berbasis di Jakarta ini pertama kali memproduksi album kompilasi JKT SKRG dan sejak itu, kemudian menggandeng artis-artis seperti White Shoes & The Couples Company and Sore, yang dinobatkan sebagai salah satu album asia terbaik oleh majalah Time. Aksara mengantongi lisensi untuk Beggar Banquet UK, termasuk Tom Yorke-nya Radiohead.

Yonatan Nugroho, 1976, Pemilik dan A&R Prosound, Dian Records dan Trinity Production. Perusahaan ini menjalankan studio rekamannya sendiri, promosi dan distribusi album-albumnya dengan artis-artis papan atas seperti Ungu dan Rossa. Aktif dibagian Pendidikan dan Pengembangan, Asosiasi Industri Rekaman Indonesia.  
Wendy Rostandi (1976) Direktur dari Prima Lintas Utama Sentosa (PLUS), perusahaan pertama di Indonesia penyedia layanan musik dan audio-visual melalui SMS. Dengan jumlah sekitar 40 juta pemilik mobile di Negara ini , bisnis ini mengkontribusi setengah dari seluruh penjualan musik, menciptakan rekor penghasilan bagi band-band baru seperti Peter Pan, Samson dan Ungu.

komentar

Posting Komentar

About

my logo

my logo

My Playlist

Pages

Blog Archive

Followers