Kompas cetak Musik dan Pendidikan

Senin, 24 Mei 2010 komentar
Musik dan Pendidikan

Kegiatan pendidikan musik ini adalah yang pertama kali di Indonesia dan itu diakui Cerahwaty Chandra, General Manager Keyboard Marketing Division PT Yamaha Musik Indonesia. Tujuan acara ini sekadar membantu pendidikan agar anak-anak Indonesia kian hebat.”Jangan kaget, Kenan Loui Widjaja dari Indonesia bisa menjadi juara dunia Yamaha Electone Concours di Jepang. Artinya, kemampuan musikal anak Indonesia juga hebat,” kata Cerahwaty.

Mendengarkan

Selama ini, Yamaha mempunyai metode tersendiri dalam pendidikan musik. Diawali pada usia tiga tahun, mereka diajak mendengarkan, bernyanyi, merasakan irama, dan bermain dengan kibor. Intinya, pengalaman bermusik yang menyenangkan akan memperkaya sensibilitas dan mengembangkan kemampuan pendengaran anak. Kemampuan dasar sensibilitas atas suara ini akan berkembang melalui pengalaman mendengar melodi dan ekspresi atau nuansa suara, seperti tempo, irama, harmoni, dan lainnya.
Pada usia 4-5 tahun dirangsang untuk mencintai musik dan belajar melalui mendengar, menyanyi, bermain, dan membaca. Sambil bermain, anak-anak bertahap mendapat pengetahuan dasar musik. Demikian selanjutnya, pendidikan musik ke jenjang lebih tinggi.

Kekuatan musik

Sepanjang peradaban manusia, musik sudah ada di dalamnya. Artinya, musik selalu ada dalam hidup manusia. Bahkan, para pedagog sepakat, musik mempunyai kekuatan dan berperan besar dalam pendidikan dan kehidupan manusia.
Berbagai studi tentang hubungan manusia-musik terus dilakukan, dengan pertanyaan dasar, adakah dampak musik terhadap peningkatan kualitas hidup manusia?
Diyakini, musik dan seni amat berperan besar dalam pembentukan manusia karena itu perlu dikenalkan pada usia balita, masa keemasan pembentukan anak. Dengan bermusik, citarasa seni didorong, apresiasi ditingkatkan, dan nurani diasah.

komentar

Posting Komentar

About

my logo

my logo

My Playlist

Pages

Blog Archive

Followers