Musik Perjuangan
Pada masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, komponis pejuang Indonesia turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan dengan menciptakan komposisi lagu yang disebut dengan lagu-lagu perjuangan. Lagu-lagu perjuangan dapat membangkitkan semangat juang untuk membela tanah air, misalanya lagu-lagu yang sudah ditetapkan sebagai lagu-lagu wajib Nasional.
Ciri-Ciri lagu perjuangan:
kebanyakan diciptakan pada masa perjuangan sekitar tahun 1945 – 1950
Syair lagu biasanya dapat membangkitkan semangat perjuangan.
Bentuk komposisi lagu perjuangan ada dua macam, yakni lagu perjuangan dengan semangat berkobar (bentuk Mars), dan lagu-lagu yang menyentuh perasaan (bentuk Hymne).
Bentuk lagu MARS
Mars atau sering disebut Marcia merupakan bentuk lagu yang biasanya digunakan untuk mengiringi parade atau prosesi. Dan sering juga lagu bentuk mars dapat digunakan untuk gerak jalan, seperti pada drum band atau marching band.
Pada lagu mars, birama dapat bervariasi antara lain dari 2/4, 4/4, atau 6/8 dengan aksen pada tiap ketukan. Karena bentuk dan irama permainannya, maka lagu mars menjadi sebuah lagu yang cenderung bersifat memberi semangat, riang dan menghentak-hentak.
Contoh lagu perjuangan yang berbentuk mars antara lain, Indonesia Raya, Maju Tak gentar, Halo-Halo Bandung, dan lain sebagainya.
Bentuk lagu Hymne
Hymne atau gita puja adalah sejenis nyanyian pujaan, biasanya pujaan ditujukan untuk Tuhan atau Dewa. Selain sebagai pujaan hymne juga sebagai bentuk lagu untuk mendoakan, memberi kesan agung, atau pun rasa syukur yang disampaikan dalam bentuk lagu. Kata "hymne" sendiri diserap dari bahasa Yunani ὕμνος/ hymnos "gita puja", yang berasal dari akar kata Proto-Indo-Eropa *sh2em- "menyanyi" dan berkerabat dengan kata Hitit išḫamai "ia menyanyi" dan Sansekerta sāman "nyanyian".
Contoh lagu perjuangan yang berbentuk hymne antara lain, Syukur, Gugur Bunga, Mengheningkan Cipta dan lain sebagainya.
Catatan : Hymnology adalah ilmu yang mempelajari sejarah, sastra, musik, teologia, dan latar belakang penulisan lagu dan pencipta lagu himne.
3. Musik Campursari
Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawa dan gendhing
Seperti sudah disebutkan, bahwa musik campursari merupakan bentuk akulturasi dari keroncong dan musik gamelan jawa yang telah berkembang dari tahun 1970-an. Bentuk pertama campursari pada masa itu masih berupa langgam dari bentuk keroncong yang digubah oleh S. Dharmanto dengan menambahkan unsur saron dari karawitan jawa.
Pada masa itu bertepatan dengan musisi Wonosari, Yogyakarta, yakni Manthous dengan grup CSGK (Campur Sari Gunung Kidul) lewat album Konco Tani turut serta mengibarkan bendera campursari. Selain Manthous, komponis campursari yang turut mempopulerkan jenis musik ini adalah Jujuk Eksa.
Jujuk Eksa adalah panggilan akrab putra dalang Ki Rajak Pramono asal Boyolali. Ia dikenal sebagai pemusik/komposer/arranger irama keroncong-dangdut (congdut). Dari karya-karyanya telah melambungkan nama Didi Kempot, mantan pengamen di jalan Slipi (Jakarta) meroket ke papan atas lewat lagu-lagu Setasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Nunut Ngeyup, Plong, dan lain-lain.
musik non tradisional indonesia
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.56
MUSIK NON TRADISIONAL NUSANTARA
Berbeda dengan musik tradisi, musik non tradisi atau yang sering disebut sebagai musik modern, tidak lahir dari budaya suatu masyarakat tertentu. Musik tersebut dibangun berdasarkan satu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangganda, tekstur, serta instrumen yang dikenal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari.
Selain itu musik modern bersifat terbuka. Artinya, komposisi dan gaya musik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari setiap masa. Dengan demikian, kritik terhadap suatu komposisi tertentu menjadi hal yang biasa dilakukan. Tidak mengherankan, suatu komposisi atau gaya musik modern tertentu menjadi menjadi hilang atau ditinggalkan oleh masyarakat dan diganti dengan gaya musik yang baru.
A. Aliran Musik Modern
Berdasarkan sifat tersebut, para ahli musik mengkategorikan musik modern sebagai musik populer, yaitu musik yang sedang disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu. Contoh jenis musik populer yang berkembang di Indonesia sesuai aliran dasarnya adalah musik jazz, rock, R&B, Country, dangdut, reggae, dan pop.
Musik Jazz.
Musik Jazz merupakan jenis musik yang dikembangkan pertama kali oleh orang-orang Afrika - Amerika. Musik ini berakar dari New Orleans, Amerika Serikat, pada akhir abad ke- 19. Musik jazz merupakan pembauran berbagai jenis musik, antara lain blues, ragtime, brass-band, musik tradisional Eropa dan irama-irama asli Afrika. Instrumen utama yang sering digunakan pada musik jazz pada umumnya adalah piano, bass, drum, gitar, saksofon, trombon, dan trompet.
Pada awalnya, jazz merupakan musik dansa perkotaan. Ketika mulai digunakan dalam jazz, gitar pada mulanya berfungsi sebagai pemberi akor dan ritme, dalam arti sebagai pengiring belaka. Baru pada tahun 1930-an gitaris seperti eddi Lang dan Lonnie Johnson mulai memainkan melodi.
Salah satu ciri Jazz adalah permainan improvisasi yang menonjol. Oleh karena itu, para pemain jazz harus memiliki kemampuan improvisasi yang yang baik. Para musisi jazz memiliki kemampuan memainkan tangga nada dan progresi akor pada semua nada dasar.
Salah satu ciri improvisasi jazz adalah pada penggunaan sinkopasi serta tangga nada yang sering bukan dari akor yang sedang dimainkan. Didalam musik jazz, improvisasi yang keluar dari bentuk musik diatonis justru memperkaya harmoni dan menambah keindahan musiknya.
Komposisi musik jazz pada umumnya tidak menggunakan akor-akor Mayor/minor atau dominan 7th yang polos. Melainkan menggunakan akor-akor yang lebih rumit, misal akor 9th, 13th, serta alternasinya. Musisi jazz juga terbiasa menggunakan substitusi akor terhadap berbagai progresi akor baku. Semisal, progresi Cmayor7 – Am7 – Dm7 – G9 yang disubstitusikan dengan Cmayor9 – Bb13 – G#Mayor7 – C#7-9.
Di Indonesia, musik jazz muncul dan populer pada sekitar tahun 1920. Namun, popularitas musik ini menurun seiring dengan munculnya jenis musik lain di Indonesia, seperti musik rock dan pop. Saat ini musik jazz mulai bangkit kembali seiring dengan kemunculan musisi-musisi jazz seperti Indra Lesmana, Idang Rasidi, Ivan Nestorman, Gilang Ramadhan, Syaharani, ermi Kulit, Iga Mawarni, dan sebagainya.
Musik Rhythm and Blues (Rn’B)
Musik R&B terdiri atas berbagai jenis musik populer yang saling terkait. Musik rhythm and blues yang lebih dikenal dengan musik R&B memiliki beberapa genre-genre, seperti, jump blues, club blues, black rock n’ roll, soul, funk, disco dan rap.
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai sinonim untuk musik Black Rock And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam).
Harmoni musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda dari komposisi aslinya.
Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Musik ini terus berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia yang membawakan jenis musik R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.
Musik Pop
Musik ini berkembang di Indonesia sekitar tahun 1960-an dan banyak digemari masyarakat khususnya kaum muda atau remaja. Grup musik pop sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup sederhanannya antara lai, Drum, gitar melodi dan rhythm, piano, dan bass gitar.
Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Musik pop dibedakan atas musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-dal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.
Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masalah kritik sosial.
Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.
Musik Rock
Jenis musik ini awalnya di Indonesia mendapat kritik dan cercaan masyarakat, termasuk di Amerika sendiri tempat tumbuhnya musik ini. Namun pada akhirnya dalam perkembangannya, musik rock dapat diterima sebagai musik zaman sekarang (musik modern).
Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesinambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut melengkapinya.
Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang diantaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.
Musik Country
Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional yang berasala dari Appalachia di kawasan pegunungan selatan Amerika Serikat.
Cikal bakal musik ini adalah dari lagu-lagu rakyat yang dibawa nenek moyang mereka para imigran dari kepulauan Inggris. Jauh sebelum ada industri musik maupun media elektronika, para imigran tersebut telah terbiasa menghigbur diri dengan menyanyikan lagu-lagu tersebut lengkap dengan iringan musik dan tariannya. Dengan instrumen banjo (sejenis gitar) yang memiliki peran dan sebagai instrumen iringannya.
Ciri khas Country adalah penggunaan alternasi bass atau bas berganti disela-sela strumming. Bila memainkan akor C misalnya, maka bas C dan G dibunyikan bergantian dengan strumming tetap pada akor C. Improvisasi tangga nada yang digunakan, apabila dengan tangga nada natural, adalah dengan not-not C-D-Dis-E-G-A.
Di Indonesia sendiri, musik Country telah masuk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring dengan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.
Musik Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.
Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
Reggae di Indonesia
Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae di Indomesia antara lain Tony Q, Ras Muhammad, Steven & Coconuttreez, Joni Agung (Bali), New RastafaraYogyakarta). Sekitar tahun 1986 musik Reggae mulai dikumandangkan di Indonesia, band tersebut adalah Black Company sebuah band dengan genre Reggae, beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian ada Asian Force dan Abresso, Jamming
Berbeda dengan musik tradisi, musik non tradisi atau yang sering disebut sebagai musik modern, tidak lahir dari budaya suatu masyarakat tertentu. Musik tersebut dibangun berdasarkan satu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangganda, tekstur, serta instrumen yang dikenal masyarakat secara luas dan mudah dipelajari.
Selain itu musik modern bersifat terbuka. Artinya, komposisi dan gaya musik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari setiap masa. Dengan demikian, kritik terhadap suatu komposisi tertentu menjadi hal yang biasa dilakukan. Tidak mengherankan, suatu komposisi atau gaya musik modern tertentu menjadi menjadi hilang atau ditinggalkan oleh masyarakat dan diganti dengan gaya musik yang baru.
A. Aliran Musik Modern
Berdasarkan sifat tersebut, para ahli musik mengkategorikan musik modern sebagai musik populer, yaitu musik yang sedang disenangi masyarakat pada kurun waktu tertentu. Contoh jenis musik populer yang berkembang di Indonesia sesuai aliran dasarnya adalah musik jazz, rock, R&B, Country, dangdut, reggae, dan pop.
Musik Jazz.
Musik Jazz merupakan jenis musik yang dikembangkan pertama kali oleh orang-orang Afrika - Amerika. Musik ini berakar dari New Orleans, Amerika Serikat, pada akhir abad ke- 19. Musik jazz merupakan pembauran berbagai jenis musik, antara lain blues, ragtime, brass-band, musik tradisional Eropa dan irama-irama asli Afrika. Instrumen utama yang sering digunakan pada musik jazz pada umumnya adalah piano, bass, drum, gitar, saksofon, trombon, dan trompet.
Pada awalnya, jazz merupakan musik dansa perkotaan. Ketika mulai digunakan dalam jazz, gitar pada mulanya berfungsi sebagai pemberi akor dan ritme, dalam arti sebagai pengiring belaka. Baru pada tahun 1930-an gitaris seperti eddi Lang dan Lonnie Johnson mulai memainkan melodi.
Salah satu ciri Jazz adalah permainan improvisasi yang menonjol. Oleh karena itu, para pemain jazz harus memiliki kemampuan improvisasi yang yang baik. Para musisi jazz memiliki kemampuan memainkan tangga nada dan progresi akor pada semua nada dasar.
Salah satu ciri improvisasi jazz adalah pada penggunaan sinkopasi serta tangga nada yang sering bukan dari akor yang sedang dimainkan. Didalam musik jazz, improvisasi yang keluar dari bentuk musik diatonis justru memperkaya harmoni dan menambah keindahan musiknya.
Komposisi musik jazz pada umumnya tidak menggunakan akor-akor Mayor/minor atau dominan 7th yang polos. Melainkan menggunakan akor-akor yang lebih rumit, misal akor 9th, 13th, serta alternasinya. Musisi jazz juga terbiasa menggunakan substitusi akor terhadap berbagai progresi akor baku. Semisal, progresi Cmayor7 – Am7 – Dm7 – G9 yang disubstitusikan dengan Cmayor9 – Bb13 – G#Mayor7 – C#7-9.
Di Indonesia, musik jazz muncul dan populer pada sekitar tahun 1920. Namun, popularitas musik ini menurun seiring dengan munculnya jenis musik lain di Indonesia, seperti musik rock dan pop. Saat ini musik jazz mulai bangkit kembali seiring dengan kemunculan musisi-musisi jazz seperti Indra Lesmana, Idang Rasidi, Ivan Nestorman, Gilang Ramadhan, Syaharani, ermi Kulit, Iga Mawarni, dan sebagainya.
Musik Rhythm and Blues (Rn’B)
Musik R&B terdiri atas berbagai jenis musik populer yang saling terkait. Musik rhythm and blues yang lebih dikenal dengan musik R&B memiliki beberapa genre-genre, seperti, jump blues, club blues, black rock n’ roll, soul, funk, disco dan rap.
Musik R&B dibuat dan didukung oleh sebagian besar masyarakat Afrika-Amerika pada awal 1940-an. R&B pertama kali diciptakan oleh Jerry Wexler, yang terkenal dengan Atlantic Recordnya. Istilah R&B menurut Jerry Wexler digunakan sebagai sinonim untuk musik Black Rock And Roll (musik rock n roll yang dimainkan oleh orang kulit hitam).
Harmoni musik R&B berakar dari blues dan boogie-woogie, namun memiliki ritme yang lebihdinamis dan variatif. Piano dan gitar elektrik adalah pengiring yang harus ada. Mengikuti perkembangan zaman, musik R&B telah mendapat pengaruh dari jenis musik lain seperti musik jazz dan rock sehingga berkembang menjadi jenis musik yang berbeda dari komposisi aslinya.
Di Indonesia, musik R&B mulai muncul sekitar tahun 1990-an. Musik ini terus berkembang hingga sekarang. Beberapa musisi Indonesia yang membawakan jenis musik R&B antara lain, Glen Fredly dan Rio Febrian.
Musik Pop
Musik ini berkembang di Indonesia sekitar tahun 1960-an dan banyak digemari masyarakat khususnya kaum muda atau remaja. Grup musik pop sering disebut dengan sebutan band yang menggunakan peralatan elektronik atau modern. Instrumen yang wajib ada dalam bentuk grup sederhanannya antara lai, Drum, gitar melodi dan rhythm, piano, dan bass gitar.
Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bass. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Musik pop dibedakan atas musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-dal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.
Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masalah kritik sosial.
Beberapa musisi dan grup band pop indonesia antara lain, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, Melly Goeslaw, grup band Peterpan, Ada Band, Kla Project dan sebagainya. Serta dengan artis indonesia antara lain, Kris dayanti, Ari laso, Ruth Sahanaya, dan lain-lain.
Musik Rock
Jenis musik ini awalnya di Indonesia mendapat kritik dan cercaan masyarakat, termasuk di Amerika sendiri tempat tumbuhnya musik ini. Namun pada akhirnya dalam perkembangannya, musik rock dapat diterima sebagai musik zaman sekarang (musik modern).
Musik Rock adalah jenis aliran musik yang dipengaruhi dari pola boogie-woogie sebagai kesinambungan blues dan berakar dari musik country. Penemunya adalah Fat Domino. Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang keras serta amplifier-nya, bass & gitar elektrik merupakan instrumen yang dipelopori oleh merk Fender pada tahun 1951. Piano dan organ elektrik, synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut melengkapinya.
Dalam perkembangannya, musik rock memiliki beberapa aliran atau jenis genre yang diantaranya metal, punk, alternative, grunge. Di Indonesia sendiri musik rock berkembang dengan pesat dan terkenal dari tahun 70-an dengan grupnya antara lain, God Bless, Rawe Rontek, Gang Pegangsaan, dan lain-lain. Perkembangan musik Rock tidak lepas juga dari produksi rekaman Log Zelebour dibawah naungan logiss record-nya. Walau kemudian sempat meredup beberapa waktu, musik ini bangkit kembalai di tahun 200-an. Beberapa musik band rock yang berkembang akhir-akhir di Indonesia antara lain Seuries, Boomerang, Jamrud, Edane, dan sebagainya.
Musik Country
Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional yang berasala dari Appalachia di kawasan pegunungan selatan Amerika Serikat.
Cikal bakal musik ini adalah dari lagu-lagu rakyat yang dibawa nenek moyang mereka para imigran dari kepulauan Inggris. Jauh sebelum ada industri musik maupun media elektronika, para imigran tersebut telah terbiasa menghigbur diri dengan menyanyikan lagu-lagu tersebut lengkap dengan iringan musik dan tariannya. Dengan instrumen banjo (sejenis gitar) yang memiliki peran dan sebagai instrumen iringannya.
Ciri khas Country adalah penggunaan alternasi bass atau bas berganti disela-sela strumming. Bila memainkan akor C misalnya, maka bas C dan G dibunyikan bergantian dengan strumming tetap pada akor C. Improvisasi tangga nada yang digunakan, apabila dengan tangga nada natural, adalah dengan not-not C-D-Dis-E-G-A.
Di Indonesia sendiri, musik Country telah masuk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring dengan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.
Musik Reggae
Reggae merupakan irama musik yang berkembang di Jamaika. Reggae mungkin jadi bekas di perasaan lebar ke menunjuk ke sebagian terbesar musik Jamaika, termasuk Ska, rocksteady, dub, dancehall, dan ragga. Barangkali istilah pula berada dalam membeda-bedakan gaya teliti begitu berasal dari akhir 1960-an.
Reggae berdiri di bawah gaya irama yang berkarakter mulut prajurit tunggakan pukulan, dikenal sebagai "skank", bermain oleh irama gitar, dan pemukul drum bass di atas tiga pukulan masing-masing ukuran, dikenal dengan sebutan "sekali mengeluarkan". Karakteristik, ini memukul lambat dari reggae pendahuluan, ska dan rocksteady.
Reggae di Indonesia
Beberapa nama yang terkenal dalam dunia musik Reggae di Indomesia antara lain Tony Q, Ras Muhammad, Steven & Coconuttreez, Joni Agung (Bali), New RastafaraYogyakarta). Sekitar tahun 1986 musik Reggae mulai dikumandangkan di Indonesia, band tersebut adalah Black Company sebuah band dengan genre Reggae, beberapa tahun kemudian muncul Asian Roots yang merupakan turunan dari band sebelumnya, kemudian ada Asian Force dan Abresso, Jamming
Musik Keroncong
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.50
Musik Keroncong
Selain jenis aliran musik modern diatas, masih terdapat bentuk dan jenis musik non tradisional Nusantara, yakni musik keroncong, musik perjuangan dan musik campursari.
1. Musik Keroncong
Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa), Tugu (Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal|Sunda Kelapa} serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu.
Didalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya[1]. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
Sejarah Keroncong
Keroncong adalah merupakan salah satu musik rakyat Indonesia yang berkembang sejak Abad XIX, dibagi dalam 3 masa perkembangan: Keroncong Tempo Doeloe (1880-1920), Keroncong Abadi (1920-1960), Dan Keroncong Modern (1960-sekarang).
KERONCONG TEMPO DOELOE (1880-1920) berlangsung sejak kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia sekitar tahun 1600-an tetapi baru berkembang sebagai Musik Keroncong pada akhir Abad XIX (ditemukan Ukulele di Hawai pada tahun 1879 hingga sekitar setelah Perang Dunia I (sekitar 1920). Pada waktu itu disebut dengan lagu-lagu stamboel: Stamboel I, Stamboel II, dan Stamboel III dengan standar lagu panjang 16 birama. Contoh lagu Stamboel I Potong Padi, Stamboel I Nina Bobo, Stamboel I Soleram, dsb.; contoh lagu Stb II Jali-Jali, Stamboel II Si Jampang, dlsb.; dan contoh lagu Stamboel III Kemayoran. Masa ini Keroncong berkembang sejak dari desa Toegoe (Cilincing, Jakarta sekarang), kemudian hijrah ke Kemayoran dan Gambir, sehingga tidak heran kalau cengkok dan irama menjadi cepat dan lincah. Banyak kelompok musik pada masa ini (seperti Lief Indie) yang memainkan lagu stamboel selain komedi stamboel itu sendiri.
KERONCONG ABADI (1920 - 1959) berlangsung sejak setelah Perang Dunia I (1920) hingga setelah Kemerdekaan (1959). Pada waktu hotel-hotel di Indonesia dibangun seperti Hotel Savoy Homan dan Hotel Preanger di Bandung, jaringan Grand Hotel di Cirebon, Yogyakarta, Sala, Madiun, Malang, dsb., di mana pada hotel-hotel tersebut diadakan musik dansa, maka lagu Keroncong mengikuti musik dansa asal Amerika, terutama dengan panjang 32 birama (Chorus: Verse-Verse-Bridge-Verse atau A-A-B-A). Pada masa ini dikenal dengan 3 jenis Keroncong, yaitu: Langgam Keroncong, Stambul keroncong, dan Keroncong Asli. Contoh lagu Langgam Bangawan Sala, Langgam Tirtonadi, Langgam Di Bawah Sinar Bulan Purnama, Langgam Sala Di Waktu Malam; Stambul Rindu Malam, Stambul Jauh Di Mata, Stambul Dewa-Dewi; Keroncong Purbakala, Keroncong Sapulidi, Keroncong Moresko. Pada waktu itu juga lahir Langgam Jawa: Yen Ing Tawang (1935). Pada perjalanan juga menjadi terkenal oleh penyanyi Waljinah (1963). Pada masa ini Keroncong berpindah ke Sala, sehingga dengan irama yang lebih lambat dan lemah gemulai. Pada Pekan Raya (Yaar Beurs) di Sala penyanyi legendaris adalah Miss Any Landauw dan Abdullah, sedangkan pemain biola legendaris asal Betawi adalah M. Sagi.
KERONCONG MODERN (1959-sekarang). Pada tahun 1959 Yayasan Tetap Segar Jakarta pimpinan Brijen Sofyar memperkenalkan Keroncong Pop atau Keroncong Beat, yaitu sejalan dengan perkembangan musik pop pada waktu itu dengan pengaruh Rock 'N Roll dan Beatles. Lagu-lagu Indonesia, Daerah maupun Barat diiringi dengan Keroncong Beat. Misalnya Na So Nang Da Hito (Batak), Ayam Den Lapeh (Padang), Pileuleuyan (Sunda), dsb, Pada tahun sekitar 1968 di daerah Gunung Kidul Yogyakarta musisi Manthous memperkenalkan apa yang disebut Campursari, yaitu keroncong dengan gamelan dan kendang. Selain itu juga dipakai instrumen elektronik seperti bass guitar, electric bass, organ, sampai juga dengan saxophon dan trompet. Musisi yang gencar memainkan Campursari adalah Didi Kempot: dengan lagunya Stasiun Balapan, Tanjung Emas, Terminal Tirtonadi, dsb.
Alat-alat musik
Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulelel, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti:
sitar India
rebab
suling bambu
gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan
gong.
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E;
ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
gitar akustik (Ukulele dan Gitar menggantikan Sitar);
biola (menggantikan Rebab);
flute (mengantikan Suling Bambu);
celo;
kontrabas (menggantikan Gong)
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar dan selo mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen. Flut mengisi hiasan, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong.
Jenis-jenis keroncong
Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.
Dahulu sebelum Perang Dunia I (1910), musik keroncong dikenal dengan nama Stambul, diambil dari Komedi Stambul Keliling yang menyuguhkan lagu2 keroncong. Adapun jenisnya adalah:
- STAMBUL I, misalnya: St I Potong Padi, St I Nina Bobo, dlsb. Struktur Stambul I (16 birama): Bebas, tapi umumnya adalah sbb.(Potong Padi):
|V , , , |I , , , |IV , V , |I , , , |
|I , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
|I , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
|I , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
- STAMBUL II, misalnya: St II Si Jampang, St II Jali-jali, dlsb. Struktur Stambul II (16 birama):
|I - - - |- - - -|IV , , , |IV , V , | (pada baris ini dibuka dengan broken chord I)
|I , , , |I , , , |V , , , |V , , , |
|I , , , |I , , , |IV , , , |IV , V , |
|I , , , |I , , , |V , , , |V , , , , |
- STAMBUL III, misal: St III Kemayoran. Struktur Stambul III (16 birama) sbb.:
|I , , , |I , , , | (baris ini menjadi prelude)
|I , , , |I , , , |
|II# , , , |V , , , |
|V , , , |IV , , , | (baris ini menjadi interlude)
|IV , V , |I , , , |
|V , , , |I , , , |
|I , , , |I , , , |
|V , , , |I , , , |
Ciri dari Lagu Stambul adalah panjang 16 birama.
Catatan: Banyak orang menyebut Keroncong Kemayoran, yang sebenarnya Stambul III Kemayoran (lihat tulisan Amir Pasaribu tentang Perkembangan Musik Indonesia, di mana beliau menyebutkan bahwa Lagu Stambul III Kemayoran)
Setelah Perang Dunia I (1910) dengan adanya inflitrasi lagu pop (akibat adanya pembangunan hotel-hotel di Indonesia tahun 1920-an seperti Hotel Savoy di Bandung, di mana hotel tersebut sering mengadakan musik dansa, sehingga musik keroncong saat itu juga dipengaruhi oleh lagu2 pop barat dg struktur panjang 32-birama: A-A-B-A), maka dikenal:
- Langgam Keroncong (32 birama), misalnya: Lg Bengawan Sala, Lg Di Bawah Sinar Bulan Purnama, dan lain sebagainya.
- Stambul Keroncong (16 birama x 2 = 32 birama), misalnya St Jauh Di Mata, St Dewa Dewi . dan lain sebagainya.
- Keroncong Asli (32 birama dg Prelude sebanyak 4 birama dan Interlude sebanyak 4 birama), misalnya Kr Sapu Lidi, Kr Purbakala, dan lain sebagainya.
Ciri dari Lagu Keroncong ini adalah panjang 32 birama.
Ada perbedaan lagu stambul dengan lagu keroncong; yang pertama dengan pantun, sedangkan yang kedua dengan syair.
Keroncong Asli
Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan prelude 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi interlude standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:
|V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | prelude diambil dari baris ke-7 (C1)
(A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
(A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | modulasi merupakan ciri keroncong asli
|V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | interlude standar utk semua lagu
(B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
(B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
(C1) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
(C2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |
Keroncong asli terkadang juga diawali oleh prospel terlebih dahulu. Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar.
Langgam Keroncong
Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B.
Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:
Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa yang pertama adalah Yen Ing Tawang (Tawang suatu desa di Magetan) ciptaan Anjar Any (1935).
Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1980 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
Stambul Keroncong
Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.
Stambul memiliki tiga tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I, Stambul II dan Stambul III.
Stambul I merupakan lagu biasa seperi Potong Padi, Bolelebo, Kincir-kincir, Nina Bobo, dll. Stambul II diawali dengan akord terurai (broken chord, untuk mencari nada) kemudian masuk penyanyi itu sendiri dan masuk ke akord IV, dan baru iringan masuk. Struktur ringkas adalah: A - B - A - B. Stambul III dimulai dengan prelude (2 birama) instrumental kemudian diikuti dengan nyanyian, kemudian masuk interlude (2 birama)dan dilanjutkan dengan lagu seluruhnya. Struktur: prelude - A - B - interlude - C - D - E - D.
Dalam perkembangan Stambul I menjadi Langgam Keroncong (32 birama), Stambul II menjadi Stambul Keroncong (32 birama) sehingga Stambul II (16 birama) dimainkan 2x menjadi 32 birama; sedangkan Stambul III menjadi Keroncong Asli (32 birama) dg prelude 4 birama dan interlude 4 birama juga, sedangkan prelude diambil dari baris 7.
Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):
|I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari nada
|IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
|I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , |
|IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
Tokoh Keroncong
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Selain jenis aliran musik modern diatas, masih terdapat bentuk dan jenis musik non tradisional Nusantara, yakni musik keroncong, musik perjuangan dan musik campursari.
1. Musik Keroncong
Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa), Tugu (Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal|Sunda Kelapa} serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu.
Didalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya[1]. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
Sejarah Keroncong
Keroncong adalah merupakan salah satu musik rakyat Indonesia yang berkembang sejak Abad XIX, dibagi dalam 3 masa perkembangan: Keroncong Tempo Doeloe (1880-1920), Keroncong Abadi (1920-1960), Dan Keroncong Modern (1960-sekarang).
KERONCONG TEMPO DOELOE (1880-1920) berlangsung sejak kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia sekitar tahun 1600-an tetapi baru berkembang sebagai Musik Keroncong pada akhir Abad XIX (ditemukan Ukulele di Hawai pada tahun 1879 hingga sekitar setelah Perang Dunia I (sekitar 1920). Pada waktu itu disebut dengan lagu-lagu stamboel: Stamboel I, Stamboel II, dan Stamboel III dengan standar lagu panjang 16 birama. Contoh lagu Stamboel I Potong Padi, Stamboel I Nina Bobo, Stamboel I Soleram, dsb.; contoh lagu Stb II Jali-Jali, Stamboel II Si Jampang, dlsb.; dan contoh lagu Stamboel III Kemayoran. Masa ini Keroncong berkembang sejak dari desa Toegoe (Cilincing, Jakarta sekarang), kemudian hijrah ke Kemayoran dan Gambir, sehingga tidak heran kalau cengkok dan irama menjadi cepat dan lincah. Banyak kelompok musik pada masa ini (seperti Lief Indie) yang memainkan lagu stamboel selain komedi stamboel itu sendiri.
KERONCONG ABADI (1920 - 1959) berlangsung sejak setelah Perang Dunia I (1920) hingga setelah Kemerdekaan (1959). Pada waktu hotel-hotel di Indonesia dibangun seperti Hotel Savoy Homan dan Hotel Preanger di Bandung, jaringan Grand Hotel di Cirebon, Yogyakarta, Sala, Madiun, Malang, dsb., di mana pada hotel-hotel tersebut diadakan musik dansa, maka lagu Keroncong mengikuti musik dansa asal Amerika, terutama dengan panjang 32 birama (Chorus: Verse-Verse-Bridge-Verse atau A-A-B-A). Pada masa ini dikenal dengan 3 jenis Keroncong, yaitu: Langgam Keroncong, Stambul keroncong, dan Keroncong Asli. Contoh lagu Langgam Bangawan Sala, Langgam Tirtonadi, Langgam Di Bawah Sinar Bulan Purnama, Langgam Sala Di Waktu Malam; Stambul Rindu Malam, Stambul Jauh Di Mata, Stambul Dewa-Dewi; Keroncong Purbakala, Keroncong Sapulidi, Keroncong Moresko. Pada waktu itu juga lahir Langgam Jawa: Yen Ing Tawang (1935). Pada perjalanan juga menjadi terkenal oleh penyanyi Waljinah (1963). Pada masa ini Keroncong berpindah ke Sala, sehingga dengan irama yang lebih lambat dan lemah gemulai. Pada Pekan Raya (Yaar Beurs) di Sala penyanyi legendaris adalah Miss Any Landauw dan Abdullah, sedangkan pemain biola legendaris asal Betawi adalah M. Sagi.
KERONCONG MODERN (1959-sekarang). Pada tahun 1959 Yayasan Tetap Segar Jakarta pimpinan Brijen Sofyar memperkenalkan Keroncong Pop atau Keroncong Beat, yaitu sejalan dengan perkembangan musik pop pada waktu itu dengan pengaruh Rock 'N Roll dan Beatles. Lagu-lagu Indonesia, Daerah maupun Barat diiringi dengan Keroncong Beat. Misalnya Na So Nang Da Hito (Batak), Ayam Den Lapeh (Padang), Pileuleuyan (Sunda), dsb, Pada tahun sekitar 1968 di daerah Gunung Kidul Yogyakarta musisi Manthous memperkenalkan apa yang disebut Campursari, yaitu keroncong dengan gamelan dan kendang. Selain itu juga dipakai instrumen elektronik seperti bass guitar, electric bass, organ, sampai juga dengan saxophon dan trompet. Musisi yang gencar memainkan Campursari adalah Didi Kempot: dengan lagunya Stasiun Balapan, Tanjung Emas, Terminal Tirtonadi, dsb.
Alat-alat musik
Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulelel, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Pem-"pribumi"-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti:
sitar India
rebab
suling bambu
gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan
gong.
Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup
ukulele cuk, berdawai 3 (nilon), urutan nadanya adalah G, B dan E;
ukulele cak, berdawai 4 (baja), urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F (dikenal dengan sebutan in F);
gitar akustik (Ukulele dan Gitar menggantikan Sitar);
biola (menggantikan Rebab);
flute (mengantikan Suling Bambu);
celo;
kontrabas (menggantikan Gong)
Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar dan selo mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen. Flut mengisi hiasan, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong.
Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong.
Jenis-jenis keroncong
Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.
Dahulu sebelum Perang Dunia I (1910), musik keroncong dikenal dengan nama Stambul, diambil dari Komedi Stambul Keliling yang menyuguhkan lagu2 keroncong. Adapun jenisnya adalah:
- STAMBUL I, misalnya: St I Potong Padi, St I Nina Bobo, dlsb. Struktur Stambul I (16 birama): Bebas, tapi umumnya adalah sbb.(Potong Padi):
|V , , , |I , , , |IV , V , |I , , , |
|I , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
|I , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
|I , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
- STAMBUL II, misalnya: St II Si Jampang, St II Jali-jali, dlsb. Struktur Stambul II (16 birama):
|I - - - |- - - -|IV , , , |IV , V , | (pada baris ini dibuka dengan broken chord I)
|I , , , |I , , , |V , , , |V , , , |
|I , , , |I , , , |IV , , , |IV , V , |
|I , , , |I , , , |V , , , |V , , , , |
- STAMBUL III, misal: St III Kemayoran. Struktur Stambul III (16 birama) sbb.:
|I , , , |I , , , | (baris ini menjadi prelude)
|I , , , |I , , , |
|II# , , , |V , , , |
|V , , , |IV , , , | (baris ini menjadi interlude)
|IV , V , |I , , , |
|V , , , |I , , , |
|I , , , |I , , , |
|V , , , |I , , , |
Ciri dari Lagu Stambul adalah panjang 16 birama.
Catatan: Banyak orang menyebut Keroncong Kemayoran, yang sebenarnya Stambul III Kemayoran (lihat tulisan Amir Pasaribu tentang Perkembangan Musik Indonesia, di mana beliau menyebutkan bahwa Lagu Stambul III Kemayoran)
Setelah Perang Dunia I (1910) dengan adanya inflitrasi lagu pop (akibat adanya pembangunan hotel-hotel di Indonesia tahun 1920-an seperti Hotel Savoy di Bandung, di mana hotel tersebut sering mengadakan musik dansa, sehingga musik keroncong saat itu juga dipengaruhi oleh lagu2 pop barat dg struktur panjang 32-birama: A-A-B-A), maka dikenal:
- Langgam Keroncong (32 birama), misalnya: Lg Bengawan Sala, Lg Di Bawah Sinar Bulan Purnama, dan lain sebagainya.
- Stambul Keroncong (16 birama x 2 = 32 birama), misalnya St Jauh Di Mata, St Dewa Dewi . dan lain sebagainya.
- Keroncong Asli (32 birama dg Prelude sebanyak 4 birama dan Interlude sebanyak 4 birama), misalnya Kr Sapu Lidi, Kr Purbakala, dan lain sebagainya.
Ciri dari Lagu Keroncong ini adalah panjang 32 birama.
Ada perbedaan lagu stambul dengan lagu keroncong; yang pertama dengan pantun, sedangkan yang kedua dengan syair.
Keroncong Asli
Keroncong asli memiliki bentuk lagu A - B - C. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan prelude 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi interlude standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini:
|V , , , |I , I7 , |IV , V7 , |I , , , | prelude diambil dari baris ke-7 (C1)
(A1) | I , , , | I , , , | V , , , | V , , , |
(A2) |II# , , , | II# , , , | V , , , | modulasi merupakan ciri keroncong asli
|V , , , | V , , , | V , , , |IV , , , | interlude standar utk semua lagu
(B1) | IV , , ,| IV , , ,|V7 , , , | I , , , |
(B2) |I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , I7 , |
(C1) |IV , V7 , |I , I7 , | IV , V7 , |I , , , |
(C2) | I , , , | V7 , , , | V7 , , ,| I , , , |
Keroncong asli terkadang juga diawali oleh prospel terlebih dahulu. Prospel adalah seperti intro yang mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar.
Langgam Keroncong
Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A - A - B - A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop: Verse A - Verse A - Bridge B - Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B.
Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut:
Verse A | V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Verse A |V7 , , , | I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Bridge B |I7 , , , |IV , , , | IV , V , | I , , , | I , , , | II# , , , | II# , , , | V , , ,|
Verse A |V7 , , , |I , , , | IV , V7 , | I , , , | I , , , | V7 , , , | V7 , , , | I , , , |
Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa yang pertama adalah Yen Ing Tawang (Tawang suatu desa di Magetan) ciptaan Anjar Any (1935).
Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang (bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang), saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1980 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari.
Stambul Keroncong
Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama "stambul" diambil dari Istambul di Turki.
Stambul memiliki tiga tipe progresi akord yang masing-masing disebut sebagai Stambul I, Stambul II dan Stambul III.
Stambul I merupakan lagu biasa seperi Potong Padi, Bolelebo, Kincir-kincir, Nina Bobo, dll. Stambul II diawali dengan akord terurai (broken chord, untuk mencari nada) kemudian masuk penyanyi itu sendiri dan masuk ke akord IV, dan baru iringan masuk. Struktur ringkas adalah: A - B - A - B. Stambul III dimulai dengan prelude (2 birama) instrumental kemudian diikuti dengan nyanyian, kemudian masuk interlude (2 birama)dan dilanjutkan dengan lagu seluruhnya. Struktur: prelude - A - B - interlude - C - D - E - D.
Dalam perkembangan Stambul I menjadi Langgam Keroncong (32 birama), Stambul II menjadi Stambul Keroncong (32 birama) sehingga Stambul II (16 birama) dimainkan 2x menjadi 32 birama; sedangkan Stambul III menjadi Keroncong Asli (32 birama) dg prelude 4 birama dan interlude 4 birama juga, sedangkan prelude diambil dari baris 7.
Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. (tanda - adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan):
|I - - - | - - - - | - - - - |IV , , , | dibuka dg broken chord I utk mencari nada
|IV , , , |IV , , , |IV , V ,|I , , , |
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
|I , , , |I , , , |I , , , |IV , , , |
|IV , , , |IV , , , |IV , V , |I , , , |
|I , , , |I , , , |I , , , |V , , , |
|V , , , |V , , , |V , , , |I , , , |
Tokoh Keroncong
Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta (Solo) ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah Bengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki "Buaya Keroncong" oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong.
Asal muasal sebutan "Buaya Keroncong" berkisar pada lagu ciptaannya, Bengawan Solo. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai "Buaya Keroncong".
Intrument Modern
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.49
Instrumen Musik Modern (Gitar)
B. Instrumen Musik Modern Nusantara
Lagu-lagu musik modern Nusantara dapat dikelompokkan berdasarkan jenis aliran dan gaya komposisi musiknya.
Lagu jazz, contoh : Selalu denganmu yang dinyanyikan Tompi.
Lagu R&B, contoh : Dia yang Kupilih yang dinyanyikan Rio Febrian.
Lagu Pop, contoh : Ayat-ayat Cinta yang dinyanyikan Rosa.
Lagu Rock, contoh : Rocker juga manusia yang dinyanyikan Seuries.
Lagu Country, contoh : Aryati yang dinyanyikan oleh Tantowi Yahya.
Lagu Dangdut, contoh : Rekayasa Cinta yang dinyanyikan Camelia Malik.
Pada musik non tradisional Nusantara juga melibatkan instrumen atau alat-alat musik tertentu. Instrumen atau alat-alat yang digunakan pada musik modern Nusantara berikut deskripsinya, antara lain:
a. Gitar
Gitar adalah alat musik yang paling terkenal di seluruh dunia. Alat musik ini dimainkan dengan cara yang berbeda-beda menurut tipe atau jenisnya. Di antara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang digunakan terutama untuk membawakan karya-karya solo musik klasik. Untuk memperoleh deskripsi umum tentang gitar klasik marilah kita simak sejarah, konstruksi, teknik permainan, sistem pendidikan, dan pemain-pemainnya.
Sejarah singkat
Kata ‘gitar’ atau guitar dalam bahasa Inggris, pada mulanya diambil dari nama alat musik petik kuno di wilayah Persia pada kira-kira tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar atau sehtar. Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam model gitar kuno yang dikenal dengan istilah umum tanbur. Pada tahun 300 SM Tanbur Persia dikembangkan oleh bangsa Yunani dan enam abad kemudian oleh bangsa Romawi (Bellow, 1970:54-55). Pada tahun 476M alat musik ini dibawa oleh bangsa Romawi ke Spanyol dan bertransformasi menjadi: (1) guitarra Morisca yang berfungsi sebagai pembawa melodi, dan (2) Guitarra Latina untuk memainkan akor.
Tiga abad kemudian bangsa Arab membawa semacam gitar gambus dengan sebutan al ud ke Spanyol (Summerfield, 1982:12). Berdasarkan konstruksi al ud Arab dan kedua model gitar dari Romawi tersebut, bangsa Spanyol kemudian membuat alat musiknya sendiri yang disebut vihuela. Sebagai hasilnya, vihuela menjadi populer di Spanyol sementara alat-alat musik pendahulunya sedikit demi sedikit ditinggalkan. Walaupun demikian al ‘ud dibawa orang ke negara-negara Eropa Barat dan menyaingi popularitas vihuela di Spanyol. Di Eropa al ud disambut dengan baik dan berkembang menjadi berbagai model lute Eropa hingga kira-kira akhir abad ke-17. Sementara itu vihuela berkembang terus menjadi berbagai macam gitar selama berabad-abad hingga akhirnya menjadi gitar klasik yang digunakan pada saat ini.
1. Gitar Klasik
Tubuh gitar klasik terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, leher dan badan. Pada bagian kepala terdapat mesin penala dawai. Dawai gitar yang berjumlah enam utas masing-masing diikatkan pada enam buah pasak yang merupakan bagian dari mesin penala.
Bagian leher terdapat di antara kepala dan badan. Bagian muka leher yang masuk hingga kira-kira seperempat papan muka dari badan gitar, merupakan papan jari yang memiliki 19 pembatas dari logam yang dikenal dengan sebutan fret. Fungsinya adalah untuk memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada ruang-ruang di antara logam-logam fret.
Bagian badan gitar berfungsi sebagai tabung resonator untuk memperbesar bunyi yang dihasilkan oleh getaran dawai. Papan muka pada badan gitar yang bahan kayunya lebih tipis dibanding papan belakang dan samping, disebut juga sebagai papan suara. Pada papan suara terdapat lobang suara untuk mengeluarkan hasil produksi bunyi. Pada dasarnya bunyi gitar dihasilkan oleh getaran dawai-dawai yang terentang di antara batang penyanggah dawai yang merupakan pembatas antara kepala dan leher (disebut nut) dengan gading pembatas (disebut bridge) pada pangkal pengikat dawai di atas papan suara (disebut base).
2. Gitar Folk
Gitar akustik folk adalah jenis gitar dimana suara yang dihasilkan berasal dari getaran senar gitar yang dialirkan melalui sadel dan jembatan tempat pengikat senar ke dalam ruang suara. Suara di dalam ruang suara ini akan beresonansi terhadap kayu badan gitar. Jenis kayu akan mempengaruhi suara yang dihasilkan oleh gitar akustik folk. Secara prinsipnya sama dengan gitar klasik.
Bentuk gitar folk ada yang hanya akustik dan adapula yang diberikan pick up sehingga dapat berfungsi seperti gitar elektrik
3. Gitar listrik
Gitar listrik adalah sejenis gitar yang memerlukan amplifier dan loud speaker (pengeras suara) agar bisa dimainkan. Suara gitar listrik dihasilkan dari getaran senar gitar yang mengenai kumparan yang ada di body gitar yang biasa disebut "pick up".
Pick up (gitar)
Pick up atau sering disebut spul gitar, adalah sebuah transduser elektronika yang mengubah getaran dawai gitar menjadi sinyal listrik. Prinsip dasarnya adalah induksi elektromagnet, yang mana getaran senar "mengganggu" garis-garis gaya elektro magnetik. Perubahan ini menghasilkan Gerak Gaya Listrik yang berupa sinyal sinusoidal listrik. Bentuknya disesuaikan dengan gitar yang menggunakannya atau dari produsen pembuatnya, namun umumnya pick up berbentuk persegi panjang, atau model tertentu.
Bentuk Pick Up
Pick up adalah sebatang magnet yang mempunyai kemagnetikan yang kuat seperti alnico atau magnet biasa, dibaluti dengan ratusan gulung kawat email berdiameter kecil dengan arah medan magnet menghadap ke arah senar. Biasanya hanya dibuat satu (single), tetapi ada pula yang dibuat sepasang, baik itu berpasangan maupun bertindihan (hamburck) dengan tujuan-tujuan tertentu. namun pada dasarnya adalah transduser listrik.
Amplifier
Amplifier atau Penguat adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi frekuensi disebut sebagai fungsi transfer.
Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut:
G(dB)=10log(Pout/Pin).
Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.
4. Gitar Bass
Gitar bass MartinEB18
Gitar bass listrik (biasa disebut Bass listrik atau bass saja) adalah alat musik senar yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Bentuknya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki empat senar (gitar listrik memiliki enam senar).
Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat daripada gitar electric biasa, hal ini dikarenakan senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyeimbangi takanan pada "neck" (leher gitar. selain itu ukuran fret yang lebih besar yang disesuaikan dengan ketebalan senar.
Ada banyak jenis bass yang dipakai sampai dengan saat ini. Dan yang paling banyak dipakai berupa contra bass dan ciello bass (yang biasa digunakan untuk pertunjukan opera), electric bass (biasa digunakan untuk semua jenis pertunjukan terutama band) serta "fretless" bass yang sama dengan electric bass tapi tidak ada fret pada bass tersebut. Prinsip kerja fretless bass mirip dengan contra/ciello bass hanya saja berbentuk gitar electric.
Senar dan tuning
Empat senar
Biasanya di-tune "G-D-A-E", "G-D-A-D", "G-D-G-D", "D-A-E-B", "F-C-G-D" atau "F-C-G-C"
Lima senar
Biasanya di-tune "G-D-A-E-B" tapi terkadang "C-G-D-A-E".
Enam senar
Biasanya di-tune "C-G-D-A-E-B" atau "B-G-D-A-E-B", walaupun "E-B-G-D-A-E" juga suka dipakai.
Tuning di atas diurutkan berdasarkan nomor senar (senar 1, senar 2, dan seterusnya), dimana senar 1 adalah senar terbawah dari gitar bass (senar yang paling tipis).
Pemain bass memilih menggunakan bass dengan lima senar ataupun enam senar dikarenakan lebih luasnya range nada yang bisa dimainkannya. Bass bersenar enam jarang dipakai daripada bass bersenar empat dan bass bersenar lima. Biasanya bass bersenar enam ini banyak dipakai oleh pemain bass beraliran jazz, walaupun tidak dipungkiri pemain beraliran rock-pun ada juga yang memakainya, dikarenakan lebih luasnya range nada yang bisa dimainkannya.
b. Harpa
Harpa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Harp merupakan jenis alat musik petik. Seringkali alat musik ini diilustrasikan bersama dengan para malaikat. Bentuknya tinggi, umumnya berwarna emas, dan memiliki senar. Biasanya berbentuk dasar segitiga. Seringkali hadir bersamaan dengan orkes simphony, bersamaan dengan suara vokal, suara flute, atau bisa juga dengan jazz bass dan drum.
Sebuah harpa dapat dimainkan baik dengan tangan, ataupun dengan tangan dan kaki, seperti yang ditemui pada pedal harp. Harpa dapat dimainkan secara solo, atau bisa juga dalam bagian sebuah ensemble.
Namun lepas dari keseluruhan itu, baik dimana ataupun bagaimana harpa dimainkan, Harpa dapat menciptakan sebuah dentingan yang sangat indah. Harpa memiliki berbagai jenis variasi bentuk, ukuran, dan berat. Namun kesemuanya itu tetap memiliki tiga bagian utama, yaitu:
Sound board
Neck (leher)
String (senar)
Harpa Modern biasanya berbentuk triangular. Variasi ukuran sebuah harpa bisa mencapai dua kaki (60 cm) hingga enam kaki (180 cm) dan memiliki 22 sampai 47 buah senar. Harpa dengan ukuran yang lebih kecil bisa dipangku sambil dimainkan. Sedangkan yang berukuran besar biasanya diletakkan di lantai.
Harpa dapat ditemui dengan bentuk dan ukuran yang lebih variatif dibandingkan dengan alat musik/ instrumen lain. Harpa merupakan salah satu intrument yang tertua, dan konon telah digunakan sejak jaman Mesir kuno, dan untuk jenis Harpa yang terbaru, adalah Harpa Elektrik.
B. Instrumen Musik Modern Nusantara
Lagu-lagu musik modern Nusantara dapat dikelompokkan berdasarkan jenis aliran dan gaya komposisi musiknya.
Lagu jazz, contoh : Selalu denganmu yang dinyanyikan Tompi.
Lagu R&B, contoh : Dia yang Kupilih yang dinyanyikan Rio Febrian.
Lagu Pop, contoh : Ayat-ayat Cinta yang dinyanyikan Rosa.
Lagu Rock, contoh : Rocker juga manusia yang dinyanyikan Seuries.
Lagu Country, contoh : Aryati yang dinyanyikan oleh Tantowi Yahya.
Lagu Dangdut, contoh : Rekayasa Cinta yang dinyanyikan Camelia Malik.
Pada musik non tradisional Nusantara juga melibatkan instrumen atau alat-alat musik tertentu. Instrumen atau alat-alat yang digunakan pada musik modern Nusantara berikut deskripsinya, antara lain:
a. Gitar
Gitar adalah alat musik yang paling terkenal di seluruh dunia. Alat musik ini dimainkan dengan cara yang berbeda-beda menurut tipe atau jenisnya. Di antara sekian banyak tipe gitar, jenis gitar klasik adalah salah satu alat musik yang digunakan terutama untuk membawakan karya-karya solo musik klasik. Untuk memperoleh deskripsi umum tentang gitar klasik marilah kita simak sejarah, konstruksi, teknik permainan, sistem pendidikan, dan pemain-pemainnya.
Sejarah singkat
Kata ‘gitar’ atau guitar dalam bahasa Inggris, pada mulanya diambil dari nama alat musik petik kuno di wilayah Persia pada kira-kira tahun 1500 SM yang dikenal sebagai citar atau sehtar. Alat musik ini kemudian berkembang menjadi berbagai macam model gitar kuno yang dikenal dengan istilah umum tanbur. Pada tahun 300 SM Tanbur Persia dikembangkan oleh bangsa Yunani dan enam abad kemudian oleh bangsa Romawi (Bellow, 1970:54-55). Pada tahun 476M alat musik ini dibawa oleh bangsa Romawi ke Spanyol dan bertransformasi menjadi: (1) guitarra Morisca yang berfungsi sebagai pembawa melodi, dan (2) Guitarra Latina untuk memainkan akor.
Tiga abad kemudian bangsa Arab membawa semacam gitar gambus dengan sebutan al ud ke Spanyol (Summerfield, 1982:12). Berdasarkan konstruksi al ud Arab dan kedua model gitar dari Romawi tersebut, bangsa Spanyol kemudian membuat alat musiknya sendiri yang disebut vihuela. Sebagai hasilnya, vihuela menjadi populer di Spanyol sementara alat-alat musik pendahulunya sedikit demi sedikit ditinggalkan. Walaupun demikian al ‘ud dibawa orang ke negara-negara Eropa Barat dan menyaingi popularitas vihuela di Spanyol. Di Eropa al ud disambut dengan baik dan berkembang menjadi berbagai model lute Eropa hingga kira-kira akhir abad ke-17. Sementara itu vihuela berkembang terus menjadi berbagai macam gitar selama berabad-abad hingga akhirnya menjadi gitar klasik yang digunakan pada saat ini.
1. Gitar Klasik
Tubuh gitar klasik terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, leher dan badan. Pada bagian kepala terdapat mesin penala dawai. Dawai gitar yang berjumlah enam utas masing-masing diikatkan pada enam buah pasak yang merupakan bagian dari mesin penala.
Bagian leher terdapat di antara kepala dan badan. Bagian muka leher yang masuk hingga kira-kira seperempat papan muka dari badan gitar, merupakan papan jari yang memiliki 19 pembatas dari logam yang dikenal dengan sebutan fret. Fungsinya adalah untuk memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada ruang-ruang di antara logam-logam fret.
Bagian badan gitar berfungsi sebagai tabung resonator untuk memperbesar bunyi yang dihasilkan oleh getaran dawai. Papan muka pada badan gitar yang bahan kayunya lebih tipis dibanding papan belakang dan samping, disebut juga sebagai papan suara. Pada papan suara terdapat lobang suara untuk mengeluarkan hasil produksi bunyi. Pada dasarnya bunyi gitar dihasilkan oleh getaran dawai-dawai yang terentang di antara batang penyanggah dawai yang merupakan pembatas antara kepala dan leher (disebut nut) dengan gading pembatas (disebut bridge) pada pangkal pengikat dawai di atas papan suara (disebut base).
2. Gitar Folk
Gitar akustik folk adalah jenis gitar dimana suara yang dihasilkan berasal dari getaran senar gitar yang dialirkan melalui sadel dan jembatan tempat pengikat senar ke dalam ruang suara. Suara di dalam ruang suara ini akan beresonansi terhadap kayu badan gitar. Jenis kayu akan mempengaruhi suara yang dihasilkan oleh gitar akustik folk. Secara prinsipnya sama dengan gitar klasik.
Bentuk gitar folk ada yang hanya akustik dan adapula yang diberikan pick up sehingga dapat berfungsi seperti gitar elektrik
3. Gitar listrik
Gitar listrik adalah sejenis gitar yang memerlukan amplifier dan loud speaker (pengeras suara) agar bisa dimainkan. Suara gitar listrik dihasilkan dari getaran senar gitar yang mengenai kumparan yang ada di body gitar yang biasa disebut "pick up".
Pick up (gitar)
Pick up atau sering disebut spul gitar, adalah sebuah transduser elektronika yang mengubah getaran dawai gitar menjadi sinyal listrik. Prinsip dasarnya adalah induksi elektromagnet, yang mana getaran senar "mengganggu" garis-garis gaya elektro magnetik. Perubahan ini menghasilkan Gerak Gaya Listrik yang berupa sinyal sinusoidal listrik. Bentuknya disesuaikan dengan gitar yang menggunakannya atau dari produsen pembuatnya, namun umumnya pick up berbentuk persegi panjang, atau model tertentu.
Bentuk Pick Up
Pick up adalah sebatang magnet yang mempunyai kemagnetikan yang kuat seperti alnico atau magnet biasa, dibaluti dengan ratusan gulung kawat email berdiameter kecil dengan arah medan magnet menghadap ke arah senar. Biasanya hanya dibuat satu (single), tetapi ada pula yang dibuat sepasang, baik itu berpasangan maupun bertindihan (hamburck) dengan tujuan-tujuan tertentu. namun pada dasarnya adalah transduser listrik.
Amplifier
Amplifier atau Penguat adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio, amplifier akan menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian outputnya. Besarnya penguatan ini sering dikenal dengan istilah gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi frekuensi disebut sebagai fungsi transfer.
Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran dari gain, (G) ini biasanya memakai decibel (dB). Dalam bentuk rumus hal ini dinyatakan sebagai berikut:
G(dB)=10log(Pout/Pin).
Pout adalah Power atau daya pada bagian output, dan Pin adalah daya pada bagian inputnya.
4. Gitar Bass
Gitar bass MartinEB18
Gitar bass listrik (biasa disebut Bass listrik atau bass saja) adalah alat musik senar yang menggunakan listrik untuk memperbesar suaranya. Bentuknya mirip dengan gitar listrik tapi ia memiliki tubuh yang lebih besar, leher yang lebih panjang, dan biasanya memiliki empat senar (gitar listrik memiliki enam senar).
Bobot dari bass sendiri idealnya lebih berat daripada gitar electric biasa, hal ini dikarenakan senarnya yang lebih tebal (untuk menjaga kerendahan nada/bunyi) sehingga menyebabkan harus memilih kayu yang lebih padat dan keras untuk menyeimbangi takanan pada "neck" (leher gitar. selain itu ukuran fret yang lebih besar yang disesuaikan dengan ketebalan senar.
Ada banyak jenis bass yang dipakai sampai dengan saat ini. Dan yang paling banyak dipakai berupa contra bass dan ciello bass (yang biasa digunakan untuk pertunjukan opera), electric bass (biasa digunakan untuk semua jenis pertunjukan terutama band) serta "fretless" bass yang sama dengan electric bass tapi tidak ada fret pada bass tersebut. Prinsip kerja fretless bass mirip dengan contra/ciello bass hanya saja berbentuk gitar electric.
Senar dan tuning
Empat senar
Biasanya di-tune "G-D-A-E", "G-D-A-D", "G-D-G-D", "D-A-E-B", "F-C-G-D" atau "F-C-G-C"
Lima senar
Biasanya di-tune "G-D-A-E-B" tapi terkadang "C-G-D-A-E".
Enam senar
Biasanya di-tune "C-G-D-A-E-B" atau "B-G-D-A-E-B", walaupun "E-B-G-D-A-E" juga suka dipakai.
Tuning di atas diurutkan berdasarkan nomor senar (senar 1, senar 2, dan seterusnya), dimana senar 1 adalah senar terbawah dari gitar bass (senar yang paling tipis).
Pemain bass memilih menggunakan bass dengan lima senar ataupun enam senar dikarenakan lebih luasnya range nada yang bisa dimainkannya. Bass bersenar enam jarang dipakai daripada bass bersenar empat dan bass bersenar lima. Biasanya bass bersenar enam ini banyak dipakai oleh pemain bass beraliran jazz, walaupun tidak dipungkiri pemain beraliran rock-pun ada juga yang memakainya, dikarenakan lebih luasnya range nada yang bisa dimainkannya.
b. Harpa
Harpa atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Harp merupakan jenis alat musik petik. Seringkali alat musik ini diilustrasikan bersama dengan para malaikat. Bentuknya tinggi, umumnya berwarna emas, dan memiliki senar. Biasanya berbentuk dasar segitiga. Seringkali hadir bersamaan dengan orkes simphony, bersamaan dengan suara vokal, suara flute, atau bisa juga dengan jazz bass dan drum.
Sebuah harpa dapat dimainkan baik dengan tangan, ataupun dengan tangan dan kaki, seperti yang ditemui pada pedal harp. Harpa dapat dimainkan secara solo, atau bisa juga dalam bagian sebuah ensemble.
Namun lepas dari keseluruhan itu, baik dimana ataupun bagaimana harpa dimainkan, Harpa dapat menciptakan sebuah dentingan yang sangat indah. Harpa memiliki berbagai jenis variasi bentuk, ukuran, dan berat. Namun kesemuanya itu tetap memiliki tiga bagian utama, yaitu:
Sound board
Neck (leher)
String (senar)
Harpa Modern biasanya berbentuk triangular. Variasi ukuran sebuah harpa bisa mencapai dua kaki (60 cm) hingga enam kaki (180 cm) dan memiliki 22 sampai 47 buah senar. Harpa dengan ukuran yang lebih kecil bisa dipangku sambil dimainkan. Sedangkan yang berukuran besar biasanya diletakkan di lantai.
Harpa dapat ditemui dengan bentuk dan ukuran yang lebih variatif dibandingkan dengan alat musik/ instrumen lain. Harpa merupakan salah satu intrument yang tertua, dan konon telah digunakan sejak jaman Mesir kuno, dan untuk jenis Harpa yang terbaru, adalah Harpa Elektrik.
Piano
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.48
Piano
Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari tangan.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an, seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 – 1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.
Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah ada sejak 1440.
Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici - inilah piano modern berakar.
Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.
Rangka untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka logam seluruhnya.
Piano hasil inovasinya mampu menahan tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang dihasilkan pun lebih keras. Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan logam untuk bagian piano lainnya. Pada 1822, Erard bersaudara mematenkan double escapement action, yang merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada berkaitan dengan cara kerja piano.
Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan pedal. Semula pedal itu digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi populer hingga sekarang.
Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yangg semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah menjadi 30 ton pada piano modern. Hasilnya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang tidak pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
Sebuah perkembangan nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik (atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode digital. Nada suaranya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.
Dari sisi mutu suara, piano elektronik nyaris tak ada bedanya dengan piano biasa. Perbedaan terletak pada berbagai fitur yang melengkapinya. Fitur itu tentu tidak ada sama sekali dalam piano biasa. Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat MIDI, komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar kepala; dan sebagainya.
e. Organ
Bentuk organ
Organ adalah alat musik yang mempunyai suara yang unik. Sekarang, organ diproduksi dengan cara elektronik. Namun, pada awalnya, suara organ didapat dari pipa.
Suara yang dihasilkan organ sangat unik. Karena:
Suaranya berkelanjutan, tidak semakin kecil (selama tuts masih dipencet). Organ biasanya mempunyai sustain yang tidak terbatas. Berbeda dengan piano, organ mempunyai karalteristik keterikatan tempo yang lemah, namun mempunyai lokalisasi frekuensi yang baik. Oleh karena itu, organ adalah pengiring yang baik dalam suatu kelompok paduan suara non-musisi. Not yang berkepanjangan memudahkan untuk menangkap "tempo"
Perubahan karakteristik suara (amplitudo) disebabkan oleh seberapa dalam tuts tersebut dipencet, tidak terpengaruh oleh tingkat kekerasan pencetat tuts (seperti piano).
f. Keyboard (musik)
Keyboard (bhs. Ind : kibor) adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, hanya kibor bisa memainkan beragam suara, seperti terompet, flute, gitar, biola, sampai perkusi-perkusian. Dengan kibor, kita juga bisa bermain layaknya sebuah band. Dengan kibor, kita juga bisa bermain seperti kita bermain organ atau piano dan lebih praktis karena lebih mudah dibawa ke mana-mana.
g. Garpu tala
Garpu tala adalah alat musik yang berbentuk seperti garpu dan beresonansi pada frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda. Karena frekuensi ini tetap, garpu tala biasanya digunakan untuk menala alat musik lain, seperti gitar dan pia
Piano adalah alat musik yang dimainkan dengan jari-jemari tangan.
Pada saat awal-awal diciptakan, suara piano tidak sekeras piano abad XX-an, seperti piano yang dibuat oleh Bartolomeo Cristofori (1655 – 1731) buatan 1720. Pasalnya, tegangan senar piano kala itu tidak sekuat sekarang. Kini piano itu dipajang di Metropolitan Museum of Art di New York.
Meskipun siapa penemu pertama piano, yang awalnya dijuluki gravecembalo col piano e forte (harpsichord dengan papan tuts lembut dan bersuara keras), masih menjadi perdebatan, banyak orang mengakui, Bartolomeo Cristofori sebagai penciptanya. Piano juga bukan alat musik pertama yang menggunakan papan tuts dan bekerja dengan dipukul. Alat musik berprinsip kerja mirip piano telah ada sejak 1440.
Piano sendiri lahir dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari Padua, Italia, untuk membuat piano. Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana Florentine - kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici - inilah piano modern berakar.
Pada pertengahan abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip desain harpsichord, dengan dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan sentuhan lebih ringan, para pembuat piano Jerman menjawabnya dengan piano persegi. Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.
Rangka untuk senar piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan tegangan ringan dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung konser berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat piano dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu piano dengan rangka logam seluruhnya.
Piano hasil inovasinya mampu menahan tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang dihasilkan pun lebih keras. Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan logam untuk bagian piano lainnya. Pada 1822, Erard bersaudara mematenkan double escapement action, yang merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada berkaitan dengan cara kerja piano.
Dalam perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano memiliki lima oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan pedal. Semula pedal itu digerakkan dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi populer hingga sekarang.
Sejumlah pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yangg semula ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah menjadi 30 ton pada piano modern. Hasilnya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang tidak pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz Liszt.
Sebuah perkembangan nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik (atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode digital. Nada suaranya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.
Dari sisi mutu suara, piano elektronik nyaris tak ada bedanya dengan piano biasa. Perbedaan terletak pada berbagai fitur yang melengkapinya. Fitur itu tentu tidak ada sama sekali dalam piano biasa. Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat MIDI, komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar kepala; dan sebagainya.
e. Organ
Bentuk organ
Organ adalah alat musik yang mempunyai suara yang unik. Sekarang, organ diproduksi dengan cara elektronik. Namun, pada awalnya, suara organ didapat dari pipa.
Suara yang dihasilkan organ sangat unik. Karena:
Suaranya berkelanjutan, tidak semakin kecil (selama tuts masih dipencet). Organ biasanya mempunyai sustain yang tidak terbatas. Berbeda dengan piano, organ mempunyai karalteristik keterikatan tempo yang lemah, namun mempunyai lokalisasi frekuensi yang baik. Oleh karena itu, organ adalah pengiring yang baik dalam suatu kelompok paduan suara non-musisi. Not yang berkepanjangan memudahkan untuk menangkap "tempo"
Perubahan karakteristik suara (amplitudo) disebabkan oleh seberapa dalam tuts tersebut dipencet, tidak terpengaruh oleh tingkat kekerasan pencetat tuts (seperti piano).
f. Keyboard (musik)
Keyboard (bhs. Ind : kibor) adalah sebuah alat musik yang dimainkan seperti piano, hanya kibor bisa memainkan beragam suara, seperti terompet, flute, gitar, biola, sampai perkusi-perkusian. Dengan kibor, kita juga bisa bermain layaknya sebuah band. Dengan kibor, kita juga bisa bermain seperti kita bermain organ atau piano dan lebih praktis karena lebih mudah dibawa ke mana-mana.
g. Garpu tala
Garpu tala adalah alat musik yang berbentuk seperti garpu dan beresonansi pada frekuensi tertentu bila dihentakkan pada suatu benda. Karena frekuensi ini tetap, garpu tala biasanya digunakan untuk menala alat musik lain, seperti gitar dan pia
Biola
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.47
Biola
Nada dasar dawai biola
Biola adalah sebuah alat musik gesek berdawai yang memiliki empat senar yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah g dan biola memiliki nada tertinggi di antara keluarga biola, yaitu viola, cello dan contrabass.
Alat musik gesek berdawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Notasi musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis dengan kunci G. Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.
Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola biasa hanya disebut pemain biola, belum ada istilah khusus untuk hal tersebut. Hanya saja secara bahasa Inggris sering disebut Violist. Orang yang membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.
Alat musik yang termasuk di dalam keluarga biola dimulai di Italia pada abad ke-17. Keluarga tersebut beranggotakan empat instrumen, biola, viola, cello, dan bass. Kumpulan alat musik ini tergolong sebagai alat musik gesek atau alat musik berdawai yang dimainkan dengan digesek.
Bagian-bagian biola
Sebuah biola dibagi menjadi beberapa bagian; badan biola, leher biola, jembatan biola, batang penghubung, senar, dan beberapa macam perangkat pembantu. Perangkat pembantu tersebut antara lain pasak penyetel untuk setiap senar, ekor biola untuk menahan senar, pin dan tali untuk menahan ekor biola, beberapa penyetel tambahan pada ekor biola bila diperlukan, dan sebuah penyangga dagu. (Penyangga dagu tersebut dapat tergabung dengan ekor biola ataupun dipasang di sebelah kirinya.)
Badan biola
Badan biola terdiri atas dua papan suara yang melengkung yang disatukan oleh kayu yang disebut iga biola yang dilem menggunakan lem binatang, lem kulit binatang, atau resin. Iga biola biasa terdiri dari bagian atas, keempat sudut, bagian bawah, dan garis tipis yang disebut lapisan dalam, yang membantu mempertahankan lekukan pada iga biola, dan memperluas permukaan untuk pengeleman. Dipandang baik dari depan maupun dari belakang, badan biola menyerupai bentuk jam pasir. Dua buah lekukan menyerupai huruf C pada kedua sisi samping biola memberikan ruang bagi busur biola untuk bergerak.
Permukaan atas
Umumnya bagian biola ini dibuat dari kayu spruce, sejenis kayu cemara, yang dipahat sehingga memiliki bentuk yang simetris dan diberi dua lubang suara (atau lubang-F, diberi nama demikian karena bentuknya). Lubang suara tersebut mempengaruhi kelenturan suara biola, dan juga sebagai "lubang nafas" biola pada saat udara beresonasi di dalamnya.
Pada pinggir permukaan ini, dibentuk suatu lekukan garis yang disebut purfling, tujuannya ialah menghalangi retakan yang berasal dari pinggir. Purfling palsu yang dicat pada permukaan biola biasanya menandakan kualitas biola yang rendah. Sebuah balok kayu kecil dipasang di dalam permukaan atas biola, sejajar dengan jembatan biola di atasnya, untuk menambah massa serta kekerasan permukaan atas biola.
Bagian belakang dan samping
Bagian-bagian biola ini dibuat dari kayu mapel, biasa dipilih yang memiliki alur yang sama. Bagian belakang biola umumnya dibuat dari kayu utuh yang dipahat secara simetris. Bagian ini sering pula dibentuk purfling walaupun dalam hal ini tidak seberapa berpengaruh terhadap biola itu sendiri.
Beberapa biola antik dibubuhi tulisan tangan atau diberi lapisan cat sebagai ganti purfling pada bagian belakang biola. Sebuah tonjolan setengah lingkaran kecil yang terdapat pada bagian yang dekat dengan leher biola memberikan permukaan tambahan pada saat pengeleman. Tonjolan tersebut penting untuk sambungan antara leher dan badan biola, namun pada saat mengukur panjang biola bagian ini tidak dihiraukan.
Leher biola
Leher biola biasanya terbuat dari kayu mapel yang setipe dengan bagian belakang dan samping badan biola. Pada leher biola terdapat papan jari yang dibuat dari kayu eboni atau kayu lain yang dicat hitam. Kayu eboni sering dipilih oleh pengrajin biola karena sifatnya yang keras, menawan, dan tahan lama.
Beberapa biola yang sangat tua menggunakan kayu mapel untuk papan jarinya, dan dipernis dengan kayu eboni. Pada ujung papan jari yang atas terdapat segaris kayu yang menonjol, biasa kayu eboni atau gading, yang disebut sadel atas. Tonjolan ini digunakan untuk menahan senar, sama seperti jembatan biola digunakan untuk hal yang sama di bagian badan biola.
d. Cello
Rentang Nada yang dihasilkan
Violoncello, yang hampir selalu disingkat menjadi cello (pengucapan dalam bahasa Indonesia sama, yaitu célo), adalah sebuah alat musik gesek dan anggota dari keluarga biola. Orang yang memainkan cello disebut cellis. Cello adalah alat musik yang populer dalam banyak segi: sebagai instrumen tunggal, dalam musik kamar, dan juga sebagai fondasi dalam suara orkestra modern.
Deskripsi
Nama cello adalah singkatan dari kata dalam bahasa Italia violoncello, yang berarti "violone kecil". Violone adalah sebuah instrumen yang kuno, sebuah viol besar, yang mirip dengan bass modern.
Cello paling erat terkait dengan musik klasik Eropa. Ia adalah bagian dari orkestra standar dan memberikan suara bas dalam sebuah kuartet gesek, serta bagian dari banyak kelompok musik kamar. Sejumlah besar concerto dan sonata telah digubah untuknya. Alat musik ini kurang lazim dalam musik pop, namun kadang-kadang ditampilkan dalam rekaman-rekaman pop dan rock. Rekaman-rekaman di dalam genre Avant Garde telah menghidupkan kembali keluwesan alat musik ini. Contohnya adalah Night of the Four Moons oleh George Crumb.
Konstruksi Cello
Ukuran cello lebih besar daripada biola atau viola namun lebih kecil daripada bass. Seperti anggota-anggota lainnya dari keluarga biola, cello mempunyai empat dawai. Dawai-dawainya biasanya ditala pada nada (dari tinggi ke rendah) A, D, G, dan C (A3, D3, G2, dan C2 dalam notasi tala ilmiah). Cello seperti viola namun satu oktaf lebih rendah, dan satu seperlima oktaf lebih rendah daripada biola (lihat #Penalaan dan rentangan).
Cello dimainkan dalam posisi berdiri di antara kedua kaki si pemusik yang duduk, dan ditegakkan pada sepotong metal yang disebut endpin. Si pemain menggesekkan penggeseknya dalam posisi horisontal melintang di dawai.
Cello adalah sebuah instrumen yang rumit yang terdiri atas banyak bagian. Meskipun pada umumnya dia dibuat ari kayu, beberapa bagiannya dapat dibuat dari baja atau logam-logamlainnya dan/atau bahan komposit. Dawai-dawai modern dibuat dari baja, usus, nilon atau bahan-bahan inti sintetis lainnya, yang dilapisi dengan berbagai gulungan logam.
Badan
Kerangka utama cello biasanya dibuat dari kayu, meskipun beberapa cello modern dibuat dari bahan serat karbon. Sebuah cello tradisional biasanya mempunyai bahan atas dari kayu spruce, dengan maple untuk bagian belakang, sisi, dan lehernya, Kayu-kayu yang lain, seperti poplar atau willow, kadang-kadang digunakan untuk bagian belakang atau sisinya. Cello yang lebih murah seringkali bagian atas dan belakangnya dibuat dari kayu lapis.
Ukuran
Cello-cello berukuran standar disebut "ukuran penuh". Namun ada pula cello dengan ukuran-ukuran yang lebih kecil, dari yang 'tujuh-perdelapan" dan "tiga-perempat" hingga "seperenambelas". Cello yang berukuran lebih kecil sama saja dengan cello-cello standar dalam konstruksi, rentangan nada, dan penggunaannya, namun diperkecil ukurannya untuk memudahkan anak-anak dan orang dewasa yang lebih pendek tubuhnya. Cello yang berukuran "setengah" sebetulnya bukan setengah dari yang 'ukuran penuh", melainkan hanya lebih kecil sedikit. Demikian pula dengan ukuran-ukuran lainnya.
Banyak cellis lebih kecil tubuhnya lebih suka memainkan cello "tujuh-perdelapan" karena rentangan tangan dalam posisi-posisi yang lebih bawah tidak terlalu sulit. Meskipun jarang, cello-cello yang lebih besar daripada yang "ukuran penuh" (empat-perempat) juga ada. Cellis yang ukuran tangannya besar mungkin lebih menyukai cello yang lebih besar ini. Cello-cello yagn dibuat oleh para empu dari abad ke-17 dan 18 (mis. Stradivarius dan Guarneri) cenderung sedikit lebih kecil daripada apa yang kini dianggap ukuran penuh.
Nada dasar dawai biola
Biola adalah sebuah alat musik gesek berdawai yang memiliki empat senar yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah g dan biola memiliki nada tertinggi di antara keluarga biola, yaitu viola, cello dan contrabass.
Alat musik gesek berdawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Notasi musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis dengan kunci G. Sebuah nama yang lazim dipakai untuk biola ialah fiddle, dan biola seringkali disebut fiddle jika digunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisional.
Di dalam bahasa Indonesia, orang yang memainkan biola biasa hanya disebut pemain biola, belum ada istilah khusus untuk hal tersebut. Hanya saja secara bahasa Inggris sering disebut Violist. Orang yang membuat atau membetulkan alat musik berdawai disebut luthier.
Alat musik yang termasuk di dalam keluarga biola dimulai di Italia pada abad ke-17. Keluarga tersebut beranggotakan empat instrumen, biola, viola, cello, dan bass. Kumpulan alat musik ini tergolong sebagai alat musik gesek atau alat musik berdawai yang dimainkan dengan digesek.
Bagian-bagian biola
Sebuah biola dibagi menjadi beberapa bagian; badan biola, leher biola, jembatan biola, batang penghubung, senar, dan beberapa macam perangkat pembantu. Perangkat pembantu tersebut antara lain pasak penyetel untuk setiap senar, ekor biola untuk menahan senar, pin dan tali untuk menahan ekor biola, beberapa penyetel tambahan pada ekor biola bila diperlukan, dan sebuah penyangga dagu. (Penyangga dagu tersebut dapat tergabung dengan ekor biola ataupun dipasang di sebelah kirinya.)
Badan biola
Badan biola terdiri atas dua papan suara yang melengkung yang disatukan oleh kayu yang disebut iga biola yang dilem menggunakan lem binatang, lem kulit binatang, atau resin. Iga biola biasa terdiri dari bagian atas, keempat sudut, bagian bawah, dan garis tipis yang disebut lapisan dalam, yang membantu mempertahankan lekukan pada iga biola, dan memperluas permukaan untuk pengeleman. Dipandang baik dari depan maupun dari belakang, badan biola menyerupai bentuk jam pasir. Dua buah lekukan menyerupai huruf C pada kedua sisi samping biola memberikan ruang bagi busur biola untuk bergerak.
Permukaan atas
Umumnya bagian biola ini dibuat dari kayu spruce, sejenis kayu cemara, yang dipahat sehingga memiliki bentuk yang simetris dan diberi dua lubang suara (atau lubang-F, diberi nama demikian karena bentuknya). Lubang suara tersebut mempengaruhi kelenturan suara biola, dan juga sebagai "lubang nafas" biola pada saat udara beresonasi di dalamnya.
Pada pinggir permukaan ini, dibentuk suatu lekukan garis yang disebut purfling, tujuannya ialah menghalangi retakan yang berasal dari pinggir. Purfling palsu yang dicat pada permukaan biola biasanya menandakan kualitas biola yang rendah. Sebuah balok kayu kecil dipasang di dalam permukaan atas biola, sejajar dengan jembatan biola di atasnya, untuk menambah massa serta kekerasan permukaan atas biola.
Bagian belakang dan samping
Bagian-bagian biola ini dibuat dari kayu mapel, biasa dipilih yang memiliki alur yang sama. Bagian belakang biola umumnya dibuat dari kayu utuh yang dipahat secara simetris. Bagian ini sering pula dibentuk purfling walaupun dalam hal ini tidak seberapa berpengaruh terhadap biola itu sendiri.
Beberapa biola antik dibubuhi tulisan tangan atau diberi lapisan cat sebagai ganti purfling pada bagian belakang biola. Sebuah tonjolan setengah lingkaran kecil yang terdapat pada bagian yang dekat dengan leher biola memberikan permukaan tambahan pada saat pengeleman. Tonjolan tersebut penting untuk sambungan antara leher dan badan biola, namun pada saat mengukur panjang biola bagian ini tidak dihiraukan.
Leher biola
Leher biola biasanya terbuat dari kayu mapel yang setipe dengan bagian belakang dan samping badan biola. Pada leher biola terdapat papan jari yang dibuat dari kayu eboni atau kayu lain yang dicat hitam. Kayu eboni sering dipilih oleh pengrajin biola karena sifatnya yang keras, menawan, dan tahan lama.
Beberapa biola yang sangat tua menggunakan kayu mapel untuk papan jarinya, dan dipernis dengan kayu eboni. Pada ujung papan jari yang atas terdapat segaris kayu yang menonjol, biasa kayu eboni atau gading, yang disebut sadel atas. Tonjolan ini digunakan untuk menahan senar, sama seperti jembatan biola digunakan untuk hal yang sama di bagian badan biola.
d. Cello
Rentang Nada yang dihasilkan
Violoncello, yang hampir selalu disingkat menjadi cello (pengucapan dalam bahasa Indonesia sama, yaitu célo), adalah sebuah alat musik gesek dan anggota dari keluarga biola. Orang yang memainkan cello disebut cellis. Cello adalah alat musik yang populer dalam banyak segi: sebagai instrumen tunggal, dalam musik kamar, dan juga sebagai fondasi dalam suara orkestra modern.
Deskripsi
Nama cello adalah singkatan dari kata dalam bahasa Italia violoncello, yang berarti "violone kecil". Violone adalah sebuah instrumen yang kuno, sebuah viol besar, yang mirip dengan bass modern.
Cello paling erat terkait dengan musik klasik Eropa. Ia adalah bagian dari orkestra standar dan memberikan suara bas dalam sebuah kuartet gesek, serta bagian dari banyak kelompok musik kamar. Sejumlah besar concerto dan sonata telah digubah untuknya. Alat musik ini kurang lazim dalam musik pop, namun kadang-kadang ditampilkan dalam rekaman-rekaman pop dan rock. Rekaman-rekaman di dalam genre Avant Garde telah menghidupkan kembali keluwesan alat musik ini. Contohnya adalah Night of the Four Moons oleh George Crumb.
Konstruksi Cello
Ukuran cello lebih besar daripada biola atau viola namun lebih kecil daripada bass. Seperti anggota-anggota lainnya dari keluarga biola, cello mempunyai empat dawai. Dawai-dawainya biasanya ditala pada nada (dari tinggi ke rendah) A, D, G, dan C (A3, D3, G2, dan C2 dalam notasi tala ilmiah). Cello seperti viola namun satu oktaf lebih rendah, dan satu seperlima oktaf lebih rendah daripada biola (lihat #Penalaan dan rentangan).
Cello dimainkan dalam posisi berdiri di antara kedua kaki si pemusik yang duduk, dan ditegakkan pada sepotong metal yang disebut endpin. Si pemain menggesekkan penggeseknya dalam posisi horisontal melintang di dawai.
Cello adalah sebuah instrumen yang rumit yang terdiri atas banyak bagian. Meskipun pada umumnya dia dibuat ari kayu, beberapa bagiannya dapat dibuat dari baja atau logam-logamlainnya dan/atau bahan komposit. Dawai-dawai modern dibuat dari baja, usus, nilon atau bahan-bahan inti sintetis lainnya, yang dilapisi dengan berbagai gulungan logam.
Badan
Kerangka utama cello biasanya dibuat dari kayu, meskipun beberapa cello modern dibuat dari bahan serat karbon. Sebuah cello tradisional biasanya mempunyai bahan atas dari kayu spruce, dengan maple untuk bagian belakang, sisi, dan lehernya, Kayu-kayu yang lain, seperti poplar atau willow, kadang-kadang digunakan untuk bagian belakang atau sisinya. Cello yang lebih murah seringkali bagian atas dan belakangnya dibuat dari kayu lapis.
Ukuran
Cello-cello berukuran standar disebut "ukuran penuh". Namun ada pula cello dengan ukuran-ukuran yang lebih kecil, dari yang 'tujuh-perdelapan" dan "tiga-perempat" hingga "seperenambelas". Cello yang berukuran lebih kecil sama saja dengan cello-cello standar dalam konstruksi, rentangan nada, dan penggunaannya, namun diperkecil ukurannya untuk memudahkan anak-anak dan orang dewasa yang lebih pendek tubuhnya. Cello yang berukuran "setengah" sebetulnya bukan setengah dari yang 'ukuran penuh", melainkan hanya lebih kecil sedikit. Demikian pula dengan ukuran-ukuran lainnya.
Banyak cellis lebih kecil tubuhnya lebih suka memainkan cello "tujuh-perdelapan" karena rentangan tangan dalam posisi-posisi yang lebih bawah tidak terlalu sulit. Meskipun jarang, cello-cello yang lebih besar daripada yang "ukuran penuh" (empat-perempat) juga ada. Cellis yang ukuran tangannya besar mungkin lebih menyukai cello yang lebih besar ini. Cello-cello yagn dibuat oleh para empu dari abad ke-17 dan 18 (mis. Stradivarius dan Guarneri) cenderung sedikit lebih kecil daripada apa yang kini dianggap ukuran penuh.
Alat musik tiup
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.42
Alat musik tiup
Alat musik tiup adalah suatu alat musik yang mengandung suatu jenis penalun (resonator), biasanya suatu tabung, yang kolom udara di dalamnya digetarkan dengan cara meniup ke atau melalui suatu tempat di ujung penalun. Titinada (pitch) getaran ditentukan oleh panjang tabung dan modifikasi manual panjang efektif kolom getar udara.
Cara memperoleh nada
Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang efektif tabung dengan menutup atau membuka lubang di sisi tabung. Ini dapat dilakukan dengan menutup lubang dengan jari atau menekan suatu kunci yang akan menutup lubang. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik tiup kayu (woodwind instrument).
Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang tabung melalui pengaturan katup (lihat katup putar dan katup piston) yang dilewati udara melalui tabung tambahan sehingga meningkatkan panjang keseluruhan tabung, dan menurunkan titinada dasar. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik logam (brass instrument).
Mengubah panjang kolom udara getar dengan memperpanjang tabung menggunakan mekanisme geser. Metode ini digunakan misalnya oleh trombon. Menggetarkan kolom udara pada berbagai harmoni tanpa mengubah panjang kolom udara.
Jenis alat musik tiup
Alat musik tiup dibagi menjadi dua kategori utama
Alat musik tiup kayu (woodwind instrument)
Alat musik tiup logam (brasswind instrument)
1. Klarinet
Dua klarinet sopran: klarinet Bb (atas) dan klarinet A (bawah, tanpa mouthpiece). Keduanya menggunakan keywork sistem Oehler
2. Oboe
Obo adalah alat musik double reed jenis woodwind. Ia adalah keturunan dari shawm. Kata "obo" berasal dari bahasa Perancis hautbois, berarti "high wood". Alat musik ini kadang-kadang masih disebut hautboy dalam bahasa Inggris. Seorang musikus yang memainkan obo disebut obois.
Dibandingkan dengan instrumen woodwind lainnya, obo memiliki suara yang jernih dan melengking. Suara obo dapat terdengar jelas dalam ansambel yang besar sehingga suaranya dapat dengan mudah didengar ketika tuning. Orkestra biasanya melakukan tuning dengan mendengarkan suara obo memainkan A concert (biasanya A440, tapi terkadang lebih tinggi). Obo di-pitch di C concert.
3. Saksofon
Curved Bell Soprano Saxophone
Soprano Saxophone
Alto Saxophone
Saksofon adalah instrumen yang masih tergolong dalam keluarga brasswind. Saksofon biasanya terbuat dari logam dan dimainkan menggunakan single-reed seperti klarinet. Saksofon yang merupakan ciptaan dari Adolphesax pada tahun 1846, umumnya dihubungkan dengan popular music, big band music dan jazz, tapi awalnya ditujukan sebagai instrumen orkestra dan band militer.
Pada saat ini terdapat berbagai macam merk saksofon yang beredar di pasaran seperti; Selmer, Conn, Yamaha, Yanagisawa, L.A.Sax, Jupiter, Lincoln, La Fleur, Weril, Lark dan Subaru.
Pemain saksofon disebut saksofonis.
Beberapa nama pemain saksofonis Indonesia yang terkenal : Embong Rahardjo (alm), Didiek S.S.S, Paulus Cucuripet, Kenny Joe
Beberapa nama pemain saksofonis International Legendaris yang terkenal : Coleman Hawkins,Stanley Turrentine,Zoot Sims,Charlie Parker,Joe Henderson
Beberapa nama pemain saksofonis International masa kini yang terkenal : Kenny G,Dave Koz,Eric Marienthal,Richard Elliot,Sadao Watanabe,Kirk Whalum,Kenny Garrett
4. Flute
Sebuah flute.
Flute adalah instrumen musik dari keluarga woodwind. Suara flute berkarakter lembut dan dapat dikombinasikan dengan instrumen lainnya dengan baik. Flute modern untuk profesional umumnya terbuat dari perak, emas atau kombinasi keduanya. Sedangkan flute untuk student umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Flute concert standar di-pitch di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa flute untuk profesional ada key tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti flute merupakan salah satu instrumen orkestra yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari flute. Piccolo adalah flute kecil yang di-pitch satu oktaf lebih tinggi dari flute concert standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkestra.
Flute concert modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Open-holed flute, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa key memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain flute (terutama student, dan bahkan beberapa pemain profesional) memilih closed-hole "plateau" key. Student umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa open-hole key mampu menghasilkan proyeksi suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Concert flute disebut juga Boehm flute, atau flute saja.
5. Terompet
Rentangan permainan
Terompet adalah alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn, dan Bariton. Terompet di-pitch di Bb.
Terompet hanya memiliki tiga tombol, dan pemain trompet harus menyesuaikan embouchure untuk mendapatkan nada yang berbeda.
Jenis terompet
Jenis yang paling umum adalah trompet Bb, tapi trompet C, D, Eb, E, F, G dan A juga dapat ditemukan. Trompet C paling umum dipakai dalam orkestra Amerika, dengan bentuknya yang lebih kecil memberikan suara yang lebih cerah, dan hidup dibandingkan dengan trompet Bb.
6. Trombon
Rentangan permainan
Trombon adalah alat musik tiup logam. Seperti pada alat musik tiup logam lainnya, suara dihasilkan dengan menggetarkan bibir.
Kata trombon diambil dari bahasa Itali tromba (terompet) dan -one (akhiran yang berarti besar), maka secara bahasa tulis arti trombon adalah "terompet besar". Karena memang secara ukuran trombon lebih besar daripada terompet. Pemain trombon disebut trombonis.
7. Harmonika
Harmonika adalah sebuah alat musik yang paling mudah dimainkan. Hanya tinggal meniup dan menghisapnya, maka harmonika akan mengeluarkan suara yang cukup bagus. Harmonika berasal dari alat musik tradisional China yang bernama 'Sheng' yang telah digunakan kira-kira 5000 tahun yang lalu sejak kekaisaran Nyu-kwa.
Harmonika modern ditemukan pada tahun 1821 oleh Christian Friedrich Buschmann. Sebuah instrumen musik tiup sederhana yang terdiri dari plat-plat getar dari logam yang disusun secara horozontal dengan desain yang kurang baik dan hanya menyediakan nada tiup kromatis.
Desain awal dari Buschmann akhirnya banyak ditiru dan dimodifikasi menjadi lebih baik. Salah satu contohnya adalah harmonika buatan Richter yang merupakan desain awal dari sebuah harmonika modern. Pada tahun 1826 ia mengembangkan variasi harmonika dengan 10 lubang tetap dan 20 pelat getar dengan pemisahan fungsi pelat yang ditiup dan yang dihisap. Pada akhirnya, nada yang dibuat oleh Richter disebut sebagai nada diatonis dan merupakan nada standard harmonika.
Bisnis instrumen Harmonika dimulai pada tahun 1857 saat pengrajin jam Jerman bernama Matthias Hohner memutuskan untuk menjadi produsen harmonika. Dengan bantuan dari keluarganya, ia dapat memproduksi 650 harmonika tahun itu. Hohner memperkenalkan harmonika ke Amerika Utara pada 1862 sebuah langkah yang membawa pabrikan Hohner menjadi produsen nomor satu utnuk harmonika. Pada 1887 Hohner telah memproduksi lebih dari 1 juta harmonika per tahunnya. Sekarang, Hohner telah memproduksi lebih dari 90 model harmonika yang berbeda jenis, nada, dan model. Yang memungkinkan untuk memainkan berbagai macam gaya musik mulai dari pop, blues, rock, country, ska dan bermacam-macam lainnya.
8. Bassoon
Bassoon termasuk keluarga dari kelompok instrumen woodwind. Bassoon memiliki suara terendah dari instrumen woodwind yang lain.
Alat musik tiup adalah suatu alat musik yang mengandung suatu jenis penalun (resonator), biasanya suatu tabung, yang kolom udara di dalamnya digetarkan dengan cara meniup ke atau melalui suatu tempat di ujung penalun. Titinada (pitch) getaran ditentukan oleh panjang tabung dan modifikasi manual panjang efektif kolom getar udara.
Cara memperoleh nada
Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang efektif tabung dengan menutup atau membuka lubang di sisi tabung. Ini dapat dilakukan dengan menutup lubang dengan jari atau menekan suatu kunci yang akan menutup lubang. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik tiup kayu (woodwind instrument).
Mengubah panjang kolom udara getar dengan mengubah panjang tabung melalui pengaturan katup (lihat katup putar dan katup piston) yang dilewati udara melalui tabung tambahan sehingga meningkatkan panjang keseluruhan tabung, dan menurunkan titinada dasar. Metode ini digunakan oleh hampir semua alat musik logam (brass instrument).
Mengubah panjang kolom udara getar dengan memperpanjang tabung menggunakan mekanisme geser. Metode ini digunakan misalnya oleh trombon. Menggetarkan kolom udara pada berbagai harmoni tanpa mengubah panjang kolom udara.
Jenis alat musik tiup
Alat musik tiup dibagi menjadi dua kategori utama
Alat musik tiup kayu (woodwind instrument)
Alat musik tiup logam (brasswind instrument)
1. Klarinet
Dua klarinet sopran: klarinet Bb (atas) dan klarinet A (bawah, tanpa mouthpiece). Keduanya menggunakan keywork sistem Oehler
2. Oboe
Obo adalah alat musik double reed jenis woodwind. Ia adalah keturunan dari shawm. Kata "obo" berasal dari bahasa Perancis hautbois, berarti "high wood". Alat musik ini kadang-kadang masih disebut hautboy dalam bahasa Inggris. Seorang musikus yang memainkan obo disebut obois.
Dibandingkan dengan instrumen woodwind lainnya, obo memiliki suara yang jernih dan melengking. Suara obo dapat terdengar jelas dalam ansambel yang besar sehingga suaranya dapat dengan mudah didengar ketika tuning. Orkestra biasanya melakukan tuning dengan mendengarkan suara obo memainkan A concert (biasanya A440, tapi terkadang lebih tinggi). Obo di-pitch di C concert.
3. Saksofon
Curved Bell Soprano Saxophone
Soprano Saxophone
Alto Saxophone
Saksofon adalah instrumen yang masih tergolong dalam keluarga brasswind. Saksofon biasanya terbuat dari logam dan dimainkan menggunakan single-reed seperti klarinet. Saksofon yang merupakan ciptaan dari Adolphesax pada tahun 1846, umumnya dihubungkan dengan popular music, big band music dan jazz, tapi awalnya ditujukan sebagai instrumen orkestra dan band militer.
Pada saat ini terdapat berbagai macam merk saksofon yang beredar di pasaran seperti; Selmer, Conn, Yamaha, Yanagisawa, L.A.Sax, Jupiter, Lincoln, La Fleur, Weril, Lark dan Subaru.
Pemain saksofon disebut saksofonis.
Beberapa nama pemain saksofonis Indonesia yang terkenal : Embong Rahardjo (alm), Didiek S.S.S, Paulus Cucuripet, Kenny Joe
Beberapa nama pemain saksofonis International Legendaris yang terkenal : Coleman Hawkins,Stanley Turrentine,Zoot Sims,Charlie Parker,Joe Henderson
Beberapa nama pemain saksofonis International masa kini yang terkenal : Kenny G,Dave Koz,Eric Marienthal,Richard Elliot,Sadao Watanabe,Kirk Whalum,Kenny Garrett
4. Flute
Sebuah flute.
Flute adalah instrumen musik dari keluarga woodwind. Suara flute berkarakter lembut dan dapat dikombinasikan dengan instrumen lainnya dengan baik. Flute modern untuk profesional umumnya terbuat dari perak, emas atau kombinasi keduanya. Sedangkan flute untuk student umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Flute concert standar di-pitch di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa flute untuk profesional ada key tambahan untuk mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti flute merupakan salah satu instrumen orkestra yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari flute. Piccolo adalah flute kecil yang di-pitch satu oktaf lebih tinggi dari flute concert standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkestra.
Flute concert modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Open-holed flute, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa key memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun beberapa pemain flute (terutama student, dan bahkan beberapa pemain profesional) memilih closed-hole "plateau" key. Student umumnya menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa open-hole key mampu menghasilkan proyeksi suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Concert flute disebut juga Boehm flute, atau flute saja.
5. Terompet
Rentangan permainan
Terompet adalah alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn, dan Bariton. Terompet di-pitch di Bb.
Terompet hanya memiliki tiga tombol, dan pemain trompet harus menyesuaikan embouchure untuk mendapatkan nada yang berbeda.
Jenis terompet
Jenis yang paling umum adalah trompet Bb, tapi trompet C, D, Eb, E, F, G dan A juga dapat ditemukan. Trompet C paling umum dipakai dalam orkestra Amerika, dengan bentuknya yang lebih kecil memberikan suara yang lebih cerah, dan hidup dibandingkan dengan trompet Bb.
6. Trombon
Rentangan permainan
Trombon adalah alat musik tiup logam. Seperti pada alat musik tiup logam lainnya, suara dihasilkan dengan menggetarkan bibir.
Kata trombon diambil dari bahasa Itali tromba (terompet) dan -one (akhiran yang berarti besar), maka secara bahasa tulis arti trombon adalah "terompet besar". Karena memang secara ukuran trombon lebih besar daripada terompet. Pemain trombon disebut trombonis.
7. Harmonika
Harmonika adalah sebuah alat musik yang paling mudah dimainkan. Hanya tinggal meniup dan menghisapnya, maka harmonika akan mengeluarkan suara yang cukup bagus. Harmonika berasal dari alat musik tradisional China yang bernama 'Sheng' yang telah digunakan kira-kira 5000 tahun yang lalu sejak kekaisaran Nyu-kwa.
Harmonika modern ditemukan pada tahun 1821 oleh Christian Friedrich Buschmann. Sebuah instrumen musik tiup sederhana yang terdiri dari plat-plat getar dari logam yang disusun secara horozontal dengan desain yang kurang baik dan hanya menyediakan nada tiup kromatis.
Desain awal dari Buschmann akhirnya banyak ditiru dan dimodifikasi menjadi lebih baik. Salah satu contohnya adalah harmonika buatan Richter yang merupakan desain awal dari sebuah harmonika modern. Pada tahun 1826 ia mengembangkan variasi harmonika dengan 10 lubang tetap dan 20 pelat getar dengan pemisahan fungsi pelat yang ditiup dan yang dihisap. Pada akhirnya, nada yang dibuat oleh Richter disebut sebagai nada diatonis dan merupakan nada standard harmonika.
Bisnis instrumen Harmonika dimulai pada tahun 1857 saat pengrajin jam Jerman bernama Matthias Hohner memutuskan untuk menjadi produsen harmonika. Dengan bantuan dari keluarganya, ia dapat memproduksi 650 harmonika tahun itu. Hohner memperkenalkan harmonika ke Amerika Utara pada 1862 sebuah langkah yang membawa pabrikan Hohner menjadi produsen nomor satu utnuk harmonika. Pada 1887 Hohner telah memproduksi lebih dari 1 juta harmonika per tahunnya. Sekarang, Hohner telah memproduksi lebih dari 90 model harmonika yang berbeda jenis, nada, dan model. Yang memungkinkan untuk memainkan berbagai macam gaya musik mulai dari pop, blues, rock, country, ska dan bermacam-macam lainnya.
8. Bassoon
Bassoon termasuk keluarga dari kelompok instrumen woodwind. Bassoon memiliki suara terendah dari instrumen woodwind yang lain.
musik perkusi
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
12.38
Alat Musik Perkusi.
Alat musik perkusi (disebut pula alat musik pukul atau tabuh) adalah alat musik yang menghasilkan suara dengan dipukul, ditabuh, digoyang, digosok, atau tindakan lain yang membuat objek bergetar, baik dengan suatu alat, tongkat, maupun dengan tangan kosong.
Kata ini berasal dari istilah Latin percussio (yang berarti memukul) dan percussus (kata benda yang berarti "pukulan"). Jenis alat musik yang termasuk kategori ini antara lain adalah drum set, marimba, tamborin, dll.
1. Drum
Drum adalah salah satu dari kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan dan dipukul oleh tangan atau sebuah batang (stick). Kadang selain kulit juga digunakan bahan lain, misalnya plastik. Drum terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis.
Dalam musik pop, rock, dan jazz, "drum" biasanya mengacu kepada drum kit atau drum set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum, cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang memainkan drum set disebut "drummer".
Bass drum tidak terlalu berbeda dengan tom-tom, hanya bass drum mempunyai diameter yang lebih besar, 16", 18", 20", 22", 24" dan bahkan 26" atau lebih. Pada drum set, bass drum dipukul dengan menggunakan pedal dan ditaruh dibawah. Tetapi suara bass drum tidak seperti tom-tom yang bersuara "Dung..." tetapi cenderung bersuara "Dug..." (lebih mati suaranya). Kayu bass drum cenderung lebih tebal untuk menghasilkan suara yang lebih keras.
Sedangkan simbal merupakan alat musik yang telah dimainkan sejak Zaman kuno. Alat musik ini dimainkan dengan memukul. Jenis alat musik seperti itu disebut juga perkusi. Pembuat simbal terkenal dari Turki hingga kini membuat simbal dari campuran logam dengan rumus campuran tetap dan dijaga kerahasiaannya.
2. Xylophone
Xylophone adalah instrumen sejenis gambang yang terdiri dari bilahan-bilahan (papan) dari kayu. Bilahan-bilahan tersebut tersebut tersusun seperti tuts pada instrumen piano. Dibawah papan terdapat pipa-pipa yang berfungsi untuk sebagai resonansinya.
Cara memainkan xylophone adalah dengan dipukul menggunakan dua buah tongkat yang ujungnya berbentuk bulat (mallet). Bagi seorang pemain xylophone profesional, mallet yang digunakan dapat lebih dari dua.
3. Vibraphone
Suatu vibraphone adalah "suatu instrumen perkusi memiliki bentuk yang menyerupai xylophone tetapi dengan bilahan metal dan pipa-pipa resonator sebagai sustain nada hingga menghasilkan vibrasi". Cara memainkan instrumen ini adalah dengan memukul bilahan metal menggunakan mallet. Pemain juga dapat menekan pedal sustain, sesuai yang ditunjukkan dari notasi sampai pedal diangkat. Vibrapone ditemukan pada awal abad ke-20 yang dimainkan oleh musisi jazz terkenal seperti Lionel Hampton dan Milt Jackson.
4. Tambourine
Tambourine adalah instrumen yang digunakan sebagai pelengkap dalam instrumen perkusi. Cara memainkan dengan menggoyang ataupun memukulnya dengan tangan. Gambar sebelah kanan adalah tambourine yang biasa digunakan pada musik tradisional arab. Bentuknya menyerupai rebana.
Alat musik perkusi (disebut pula alat musik pukul atau tabuh) adalah alat musik yang menghasilkan suara dengan dipukul, ditabuh, digoyang, digosok, atau tindakan lain yang membuat objek bergetar, baik dengan suatu alat, tongkat, maupun dengan tangan kosong.
Kata ini berasal dari istilah Latin percussio (yang berarti memukul) dan percussus (kata benda yang berarti "pukulan"). Jenis alat musik yang termasuk kategori ini antara lain adalah drum set, marimba, tamborin, dll.
1. Drum
Drum adalah salah satu dari kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan dan dipukul oleh tangan atau sebuah batang (stick). Kadang selain kulit juga digunakan bahan lain, misalnya plastik. Drum terdapat di seluruh dunia dan memiliki banyak jenis.
Dalam musik pop, rock, dan jazz, "drum" biasanya mengacu kepada drum kit atau drum set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum, cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang memainkan drum set disebut "drummer".
Bass drum tidak terlalu berbeda dengan tom-tom, hanya bass drum mempunyai diameter yang lebih besar, 16", 18", 20", 22", 24" dan bahkan 26" atau lebih. Pada drum set, bass drum dipukul dengan menggunakan pedal dan ditaruh dibawah. Tetapi suara bass drum tidak seperti tom-tom yang bersuara "Dung..." tetapi cenderung bersuara "Dug..." (lebih mati suaranya). Kayu bass drum cenderung lebih tebal untuk menghasilkan suara yang lebih keras.
Sedangkan simbal merupakan alat musik yang telah dimainkan sejak Zaman kuno. Alat musik ini dimainkan dengan memukul. Jenis alat musik seperti itu disebut juga perkusi. Pembuat simbal terkenal dari Turki hingga kini membuat simbal dari campuran logam dengan rumus campuran tetap dan dijaga kerahasiaannya.
2. Xylophone
Xylophone adalah instrumen sejenis gambang yang terdiri dari bilahan-bilahan (papan) dari kayu. Bilahan-bilahan tersebut tersebut tersusun seperti tuts pada instrumen piano. Dibawah papan terdapat pipa-pipa yang berfungsi untuk sebagai resonansinya.
Cara memainkan xylophone adalah dengan dipukul menggunakan dua buah tongkat yang ujungnya berbentuk bulat (mallet). Bagi seorang pemain xylophone profesional, mallet yang digunakan dapat lebih dari dua.
3. Vibraphone
Suatu vibraphone adalah "suatu instrumen perkusi memiliki bentuk yang menyerupai xylophone tetapi dengan bilahan metal dan pipa-pipa resonator sebagai sustain nada hingga menghasilkan vibrasi". Cara memainkan instrumen ini adalah dengan memukul bilahan metal menggunakan mallet. Pemain juga dapat menekan pedal sustain, sesuai yang ditunjukkan dari notasi sampai pedal diangkat. Vibrapone ditemukan pada awal abad ke-20 yang dimainkan oleh musisi jazz terkenal seperti Lionel Hampton dan Milt Jackson.
4. Tambourine
Tambourine adalah instrumen yang digunakan sebagai pelengkap dalam instrumen perkusi. Cara memainkan dengan menggoyang ataupun memukulnya dengan tangan. Gambar sebelah kanan adalah tambourine yang biasa digunakan pada musik tradisional arab. Bentuknya menyerupai rebana.
UNSUR MUSIK Modern NUSANTARA
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
11.31
UNSUR MUSIK Modern NUSANTARA
Seperti pada musik tradisional Nusantara, musik non tradisional juga memiliki unsur-unsur dalam bentuk musikalnya. Unsur tersebut meliputi antara lain:
Bunyi
Musik adalah merupakan bagian dari bunyi yang enak didengar. Ada tiga elemen dalam bunyi musik yaitu terdiri dari:
1. Pitch
Tinggi rendah nada dalam bunyi dinamakan pitch. Pitch berkaitan erat dengan getaran yang dihasilkan dari suara manusia maupun dari alat musik. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada yang dihasilkan. Pada vokal, pitch erat hubungannya dengan intonasi. Intinasi merupakan kemampuan seseorang untuk menebak / menyanyikan nada dengan tidak fals.
Dinamik
Dalam sebuah bentuk karya musik, dinamik mempunyai peranan untuk membuat sebuah karya semakin hidup. Dalam istilah musik dinamik merupakan suatu bentuk ilmu gaya yang yang dibuat sehingga menimbulkan keras lembut pada bagian-bagian tertentu dalam sebuah karya dengan simbol tertentu.
Timbre
Timbre memiliki arti sebagai warna suara. Pada suara manusia maupun alat musik juga memiliki warna suara yang berbeda-beda. Seperti pada suara manusia yang setiap individunya dapat menghasilkan karakter yang berlainan. Karakter perbedaan ini merupakan bentuk dari perbedaan timbre. Begitu juga alat musik. Sebagai contoh dua alat musik misal gitar dan piano memiliki warna nada yang sangat berbeda secara karakternya.
Media
Bentuk suatu karya musik pasti berhubungan dengan media. Baik menggunakan media yang dihasilkan dari suara manusia maupun media instrumen / alat musik. Fungsi media adalah sebagai bentuk untuk menampilakan suatu karya baik dari media vokal manusia, media permainan alat musik, maupun kombinasi vokal dengan alat musik.
Ritme
Irama sebuah lagu berhubungan erat dengan beat (ketukan), metrum (tanda birama), dan tempo (cepat lambat).
Beat
Dalam musik, beat merupakan lamanya suatu nada dinyanyikan atau dibunyikan. Lamanya nada dinyanyikan atau dibunyikan ini ddihitung dengan satuan ketuk. Dengan satuan ketuk, nada dapat diketahui berapa lama dinyanyikan atau dibunyikan.
Metrum
Irama adalah alunan-alunan dalam lagu yang dimainkan secara teratur sehingga membentuk suatu pola tertentu. Pola irama dikelompokkan berdasarkan ketukannya menjadi beberapa unit hitungan. Pengelompokkan beberapa unit hitungan ini sering disebut birama.
Tempo
Secara sederhana, tempo adalah kecepatan lagu, yaitu banyaknya ketukan (beat) dalam satu menitnya. Ukuran kecepatan lagu adalah dengan Metronom Maelzel ( M.M.).
Notasi
Dalam musik, setiap nada dilambangkan dengan bentuk not. Not-not ini berfungsi sebagai dokumentasi para komposer sehingga dapat dibaca dan dimainkan. Sebagai lambang musik, not dapat dituliskan dengan not angka maupun not balok.
Melodi
Melodi merupakan rangkaian dari nada-nada yang tersusun secara berurutan sehingga tinggi rendahnya diketahui. Melodi sebuah lagu dapat tersusun secara mendatar, naik, maupun turun.
Harmoni
Harmoni merupakan hubungan antara sebuah nada dengan nada yang lainnya. Dapat disimpulkan, Harmoni adalah keselarasan berbagai bunyi yang terkandung dalam sebuah karya musik. Harmoni meliuti interval dan akor.
Interval
Setiap nada memiliki jarak yang berbeda-beda dalam tangga nada. Perbedaan jarak ini dinamakan Interval. Perbedaan tinggi rendah nada dalam interval karena didasarkan atas perbandingan frekuensinya.
Akor
Akor adalah susunan yang minimal terdiri dari tiga nada yang dibunyikan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan suara yang harmonis. Akor dapat digunakan dengan instrumen tertentu seperti gitar maupun piano untuk mengiringi seorang penyanyi.
Tonalitas
Beberapa ahli menyatakan bahwa tonalitas berhubungan dengan tanda kunci maupun tangganada. Tonalitas adalah aspek musik yang meliputi nada, tanda birama, tanda diam, dan ornamen lainnya di sekeliling sebuah nada tonik yang menjadi nada tumpunya. Dinamakan nada tumpu karena nada ini merupakan nada yang menjadi acuan atau awal penyusunan nada-nada lain dari sebuah tangganada.
Tekstur
Tekstur adalah istilah yang mengacu pada jalinan bunyi atau nada. Banyaknya tekstur musik merupakan hasil gabungan dari irama, melodi, harmoni, dan komposisi. Tekstur musik dibagi menjadi tiga macam, yaitu.
Monofon adalah suara tunggal.
Polifon adalah bentuk beberapa melodi yang dinyanyikan secara bersama. Bentuk polifon dapat dijumpai pada pembagian suara dalam paduan suara.
Homofon adalah merupakan bentuk musik yang terdiri dari banyak suara, yang dimainkan sehingga menghasilkan suatu bentuk komposisi karya yang menarik.
Gaya Musik
Istilah gaya musik mengacu pada cara penyajian melodi dari komposisi lagu. Bentuk gaya musik antaralain seperti Staccato (cara memainkan / menyanyikan terputus-putus), Legato / Legatura (cara menyanyikan / memainkan dengan menyambung tidak sampai terputus), Sforzando (bertekanan).
Seperti pada musik tradisional Nusantara, musik non tradisional juga memiliki unsur-unsur dalam bentuk musikalnya. Unsur tersebut meliputi antara lain:
Bunyi
Musik adalah merupakan bagian dari bunyi yang enak didengar. Ada tiga elemen dalam bunyi musik yaitu terdiri dari:
1. Pitch
Tinggi rendah nada dalam bunyi dinamakan pitch. Pitch berkaitan erat dengan getaran yang dihasilkan dari suara manusia maupun dari alat musik. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada yang dihasilkan. Pada vokal, pitch erat hubungannya dengan intonasi. Intinasi merupakan kemampuan seseorang untuk menebak / menyanyikan nada dengan tidak fals.
Dinamik
Dalam sebuah bentuk karya musik, dinamik mempunyai peranan untuk membuat sebuah karya semakin hidup. Dalam istilah musik dinamik merupakan suatu bentuk ilmu gaya yang yang dibuat sehingga menimbulkan keras lembut pada bagian-bagian tertentu dalam sebuah karya dengan simbol tertentu.
Timbre
Timbre memiliki arti sebagai warna suara. Pada suara manusia maupun alat musik juga memiliki warna suara yang berbeda-beda. Seperti pada suara manusia yang setiap individunya dapat menghasilkan karakter yang berlainan. Karakter perbedaan ini merupakan bentuk dari perbedaan timbre. Begitu juga alat musik. Sebagai contoh dua alat musik misal gitar dan piano memiliki warna nada yang sangat berbeda secara karakternya.
Media
Bentuk suatu karya musik pasti berhubungan dengan media. Baik menggunakan media yang dihasilkan dari suara manusia maupun media instrumen / alat musik. Fungsi media adalah sebagai bentuk untuk menampilakan suatu karya baik dari media vokal manusia, media permainan alat musik, maupun kombinasi vokal dengan alat musik.
Ritme
Irama sebuah lagu berhubungan erat dengan beat (ketukan), metrum (tanda birama), dan tempo (cepat lambat).
Beat
Dalam musik, beat merupakan lamanya suatu nada dinyanyikan atau dibunyikan. Lamanya nada dinyanyikan atau dibunyikan ini ddihitung dengan satuan ketuk. Dengan satuan ketuk, nada dapat diketahui berapa lama dinyanyikan atau dibunyikan.
Metrum
Irama adalah alunan-alunan dalam lagu yang dimainkan secara teratur sehingga membentuk suatu pola tertentu. Pola irama dikelompokkan berdasarkan ketukannya menjadi beberapa unit hitungan. Pengelompokkan beberapa unit hitungan ini sering disebut birama.
Tempo
Secara sederhana, tempo adalah kecepatan lagu, yaitu banyaknya ketukan (beat) dalam satu menitnya. Ukuran kecepatan lagu adalah dengan Metronom Maelzel ( M.M.).
Notasi
Dalam musik, setiap nada dilambangkan dengan bentuk not. Not-not ini berfungsi sebagai dokumentasi para komposer sehingga dapat dibaca dan dimainkan. Sebagai lambang musik, not dapat dituliskan dengan not angka maupun not balok.
Melodi
Melodi merupakan rangkaian dari nada-nada yang tersusun secara berurutan sehingga tinggi rendahnya diketahui. Melodi sebuah lagu dapat tersusun secara mendatar, naik, maupun turun.
Harmoni
Harmoni merupakan hubungan antara sebuah nada dengan nada yang lainnya. Dapat disimpulkan, Harmoni adalah keselarasan berbagai bunyi yang terkandung dalam sebuah karya musik. Harmoni meliuti interval dan akor.
Interval
Setiap nada memiliki jarak yang berbeda-beda dalam tangga nada. Perbedaan jarak ini dinamakan Interval. Perbedaan tinggi rendah nada dalam interval karena didasarkan atas perbandingan frekuensinya.
Akor
Akor adalah susunan yang minimal terdiri dari tiga nada yang dibunyikan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan suara yang harmonis. Akor dapat digunakan dengan instrumen tertentu seperti gitar maupun piano untuk mengiringi seorang penyanyi.
Tonalitas
Beberapa ahli menyatakan bahwa tonalitas berhubungan dengan tanda kunci maupun tangganada. Tonalitas adalah aspek musik yang meliputi nada, tanda birama, tanda diam, dan ornamen lainnya di sekeliling sebuah nada tonik yang menjadi nada tumpunya. Dinamakan nada tumpu karena nada ini merupakan nada yang menjadi acuan atau awal penyusunan nada-nada lain dari sebuah tangganada.
Tekstur
Tekstur adalah istilah yang mengacu pada jalinan bunyi atau nada. Banyaknya tekstur musik merupakan hasil gabungan dari irama, melodi, harmoni, dan komposisi. Tekstur musik dibagi menjadi tiga macam, yaitu.
Monofon adalah suara tunggal.
Polifon adalah bentuk beberapa melodi yang dinyanyikan secara bersama. Bentuk polifon dapat dijumpai pada pembagian suara dalam paduan suara.
Homofon adalah merupakan bentuk musik yang terdiri dari banyak suara, yang dimainkan sehingga menghasilkan suatu bentuk komposisi karya yang menarik.
Gaya Musik
Istilah gaya musik mengacu pada cara penyajian melodi dari komposisi lagu. Bentuk gaya musik antaralain seperti Staccato (cara memainkan / menyanyikan terputus-putus), Legato / Legatura (cara menyanyikan / memainkan dengan menyambung tidak sampai terputus), Sforzando (bertekanan).
Kreasi Musik
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
10.30
KREASI MUSIK
Pada umumnya, teknik-teknik yang digunakan dalam menciptakan sebuah lagu, baik syair maupun melodi, cukup beragam. Setiap pencipta lagu (komposer) biasanya memiliki suatu teknik tersendiri dalam pembuatan karya sesuai dengan keinginnannya. Oleh karena itu, dalam teknik mencipta lagu tidak ada patokan baku yang digunakan. Semua proses dilakukan tergantung atas keinginan komposer itu sendiri.
Ide lagu muncul bisa dari keadaan sekitar atau mungkin dari perasaan sang komposer itu sendiri. Ide lagu atau syair saling bersesuaian dengan proses penciptaan melodi. Adapun teknik dalam penciptaan melodi secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nada dasar.
Nada dasar sebuah melodi setidaknya disesuaikan dengan ambitus (wilayah suara) dari vokal maupun jenis instrumen yang akan diciptakan.
2. Menentukan akor.
Pada penciptaan komposisi musik, setidaknya diperlukan instrumen yang akan membantu dalam proses berkarya. Misalnya, keyboard/piano maupun gitar. Fungsi instrumen tersebut dapat sebagai pembentuk akor. Setidaknya, sebelum menciptakan sebuah melodi, terlebih dahulu di tentukan suatu sistem progresi akor. Sebagai contoh dengan progresi akor pokok.
3. Menciptakan melodi
Setela akor tersusun sesuai progresi, melodi dapat dinyanyikan atau dituliskan dalam susunan notasi, baik notasi balok maupun notasi angka. Pada proses penciptaan melodi, sebaiknya dengan proses penciptaan satu kalimat lagu sesuai dengan akor yang digunakan.
4. Menyusun frase musik
Menyusun melodi seharusnya dengan menggunakan metode ilmu bentuk musik. Karya yang baik akan terlihat jelas unsur-unsur setiap frase musik dengan penyesuaian terhadap kadens yang digunakan.
Didalam bentuk musik tidak ada penilaian benar atau salah, melainkan dengan penilaian enak didengar dan tidak enak didengar. Namun enak didengar dan tidak enak didengar juga relatif tergantung dari apresiasi dan pemahaman musikal seseorang. Ketika mendengar sebuah lagu yang dilantunkan, tentu yang terbayang dalam benak adalah melodi dan syair lagu baru kemudian akor dan iramanya.
Proses penciptaan karya musik dapat juga dilakukan berdasarkan suasana yang dibayangkan. Dari suasana itu, bentuk lagu yang berkaitan antara harmoni, melodi, syair, irama, dinamika, dan jenis instrumen yang digunakan, saling berkaitan. Sebelum mengetahui proses berkarya dengan hasil yang baik, tentunya akan lebih baik jika dapat mempelajari teori analisa ilmu bentuk musik.
Ilmu bentuk musik adalah merupakan suatu gagasan atau ide yang nampak dalam pengolahan/susunan semua unsur musik dalam sebuah gagasan komposisi (melodi, irama, harmoni dan dinamika). Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta yang paling utama adalah bagian-bagian komposisi yang dibunyikan satu persatu sebagai kerangka.
Kalimat / Periode
Pada istilah ilmu analisa bentuk musik, sebuah lagu dapat di potong-potong menjadi beberapa bagian. Sebuah karya utuh dinamakan bentuk musik. Jika bentuk musik dipotong akan menjadi kalimat-kalimat / periode. Pemotongan pada bentuk karya dapat dilihat diakhir kalimatnya yang mencirikan kesan selesai yang kemudian dapat dilanjutkan kembali.
Kesan selesai dari sebuah kalimat dilihat dari kadens akornya maupun simetris kalimatnya. Pada progresi, biasanya melodi akhir kalimat ditandai dengan masuknya akor Tonika. Namun lagu juga dapat bermodulasi ke akor Dominan. Selain itu nada penutup kalimat umumnya jatuh pada ketukan berat.
Untuk memperlihatkan struktur musik agar lebih jelas, maka ilmu analisa bentuk menggunakan sejumlah kode. Kode untuk kalimat / periode adalah umumnya memakai huruf besar (A, B, C, dan seterusnya). Bila sebuah kalimat diulang dengan sedikit perubahan, maka huruf besar disertai dengan tanda aksen( ‘ - ‘’ – ‘’’ – dan seterusnya), misal A B A’ B A’’ (contoh pada bentuk-bentuk bagian lagu dibawah).
Anak Kalimat / Frase
Setiap kalimat musik / periode terdiri dari dua anak kalimat / frase. Frase awal disebut frase pertanyaan / frase anteseden. Sedangkan frase berikutnya sering dinamakan frase jawab / frase konsekwen. Sebuah frase anteseden biasanya berhenti dengan nada yang mengambang, atau sering dikatakan berhenti dengan koma. Umumnya disini terdapat akor Dominan. Dan frase titiknya adalah pada frase konsekwen dengan akor Tonika.
Pengkodean anak kalimat / frase ini adalah dengan huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya). Jika dalam frase ini terdapat perubahan, maka di sertai dengan tanda aksen seperti pada bentuk kalimat / periode.
Motif
Unsur terkecil dari musik adalah nada, namun satu nada belum dapat dikatakan musik. Sekolompok nada yang menjadi satu kesatuan disebu motif. Pada umumnya, motif terdiri dari minimal dua nada dan maksimal 2 ruang birama. Bila motif ini memenuhi satu ruang birama, maka disebut motif birama. Sedangkan bila motif ini hanya memenuhi satu hitungan disebut motif mini atau motif konfigurasi.
Pengolahan Motif
Dasar sebuah komposisi adalah keutuhan frase lagu yang menjadi suatu periode kalimat. Hal ini dapat dicapai dengan pengulangan motif. Apabila motif-motif digabung menjadi satu unit, maka terbentuklah melodi yang selanjutnya menjadi deretan figur-figur. Figur-figur tersebut akan menjadi sebuah tema melodi yang setiap satuan motifnya dapat dikembangkan dengan cara merubah harga not tanpa mengurangi isi dari setiap biramanya. Contoh:
Selain contoh pengolahan motif tersebut diatas, ada teknik pengolahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah meslodi sehingga menjadi sebuah karya yang utuh. Teknik-teknik pengolahan motif antara lain:
- Repetisi (ulangan harafiah)
Penguangan kembali dengan bentuk sama atau dengan sedikit perubahan.
Contoh pada lagu Garuda Pancasila:
- Sekuens (ulangan pada tingkat lain)
Pengulangan kembali ke tingkat nada yang lebih tinggi (sekuens naik) atau lebih rendah (sekuens turun).
Contoh pada lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Indonesia Raya:
- Augmentation of ambitus (pembesaran interval)
Pengulangan yang berfungsi untuk menciptakan peningkatan ketegangan.
Contoh pada lagu Hari Merdeka:
- Diminuation of ambitus (pemerkecilan interval)
Pengulangan yang bertujuan untuk mengurangi kategangan terutama pada frase konsekwen.
Contoh pada lagu Terimakasihku:
- Augmentation of value (pembesaran nilai nada)
Pengulangan dengan pengolahan melodis dengan merubah irama motif karena masing masing nada di gandakan.
Contoh pada lagu Macepet Cepetan: (dengan kode m1 dan n1)
- Diminuation of value (pemerkecilan nilai nada)
Pengulangan dengan memerkecil nilai nada sehingga seolah-olah temponya menjadi cepat.
Contoh pada lagu Macepet Cepetan: (dengan kode m dan n)
- Inversion (pembalikan)
Pengulangan interval naik menjadi turun demikian juga sebaliknya jika ada motif asli yang intervalnya turun kemudian dengan pengulangan menjadi naik.
Contoh pada lagu Indonesia Bersatulah:
- Retrograde (retrogresi)
Pengulangan yang dasar prinsipnya hampir mirip dengan inversi.
Contoh:
Diposting oleh
Made In Indonesia
di
10.30
KREASI MUSIK
Pada umumnya, teknik-teknik yang digunakan dalam menciptakan sebuah lagu, baik syair maupun melodi, cukup beragam. Setiap pencipta lagu (komposer) biasanya memiliki suatu teknik tersendiri dalam pembuatan karya sesuai dengan keinginnannya. Oleh karena itu, dalam teknik mencipta lagu tidak ada patokan baku yang digunakan. Semua proses dilakukan tergantung atas keinginan komposer itu sendiri.
Ide lagu muncul bisa dari keadaan sekitar atau mungkin dari perasaan sang komposer itu sendiri. Ide lagu atau syair saling bersesuaian dengan proses penciptaan melodi. Adapun teknik dalam penciptaan melodi secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nada dasar.
Nada dasar sebuah melodi setidaknya disesuaikan dengan ambitus (wilayah suara) dari vokal maupun jenis instrumen yang akan diciptakan.
2. Menentukan akor.
Pada penciptaan komposisi musik, setidaknya diperlukan instrumen yang akan membantu dalam proses berkarya. Misalnya, keyboard/piano maupun gitar. Fungsi instrumen tersebut dapat sebagai pembentuk akor. Setidaknya, sebelum menciptakan sebuah melodi, terlebih dahulu di tentukan suatu sistem progresi akor. Sebagai contoh dengan progresi akor pokok.
3. Menciptakan melodi
Setela akor tersusun sesuai progresi, melodi dapat dinyanyikan atau dituliskan dalam susunan notasi, baik notasi balok maupun notasi angka. Pada proses penciptaan melodi, sebaiknya dengan proses penciptaan satu kalimat lagu sesuai dengan akor yang digunakan.
4. Menyusun frase musik
Menyusun melodi seharusnya dengan menggunakan metode ilmu bentuk musik. Karya yang baik akan terlihat jelas unsur-unsur setiap frase musik dengan penyesuaian terhadap kadens yang digunakan.
Didalam bentuk musik tidak ada penilaian benar atau salah, melainkan dengan penilaian enak didengar dan tidak enak didengar. Namun enak didengar dan tidak enak didengar juga relatif tergantung dari apresiasi dan pemahaman musikal seseorang. Ketika mendengar sebuah lagu yang dilantunkan, tentu yang terbayang dalam benak adalah melodi dan syair lagu baru kemudian akor dan iramanya.
Proses penciptaan karya musik dapat juga dilakukan berdasarkan suasana yang dibayangkan. Dari suasana itu, bentuk lagu yang berkaitan antara harmoni, melodi, syair, irama, dinamika, dan jenis instrumen yang digunakan, saling berkaitan. Sebelum mengetahui proses berkarya dengan hasil yang baik, tentunya akan lebih baik jika dapat mempelajari teori analisa ilmu bentuk musik.
Ilmu bentuk musik adalah merupakan suatu gagasan atau ide yang nampak dalam pengolahan/susunan semua unsur musik dalam sebuah gagasan komposisi (melodi, irama, harmoni dan dinamika). Ide ini mempersatukan nada-nada musik serta yang paling utama adalah bagian-bagian komposisi yang dibunyikan satu persatu sebagai kerangka.
Kalimat / Periode
Pada istilah ilmu analisa bentuk musik, sebuah lagu dapat di potong-potong menjadi beberapa bagian. Sebuah karya utuh dinamakan bentuk musik. Jika bentuk musik dipotong akan menjadi kalimat-kalimat / periode. Pemotongan pada bentuk karya dapat dilihat diakhir kalimatnya yang mencirikan kesan selesai yang kemudian dapat dilanjutkan kembali.
Kesan selesai dari sebuah kalimat dilihat dari kadens akornya maupun simetris kalimatnya. Pada progresi, biasanya melodi akhir kalimat ditandai dengan masuknya akor Tonika. Namun lagu juga dapat bermodulasi ke akor Dominan. Selain itu nada penutup kalimat umumnya jatuh pada ketukan berat.
Untuk memperlihatkan struktur musik agar lebih jelas, maka ilmu analisa bentuk menggunakan sejumlah kode. Kode untuk kalimat / periode adalah umumnya memakai huruf besar (A, B, C, dan seterusnya). Bila sebuah kalimat diulang dengan sedikit perubahan, maka huruf besar disertai dengan tanda aksen( ‘ - ‘’ – ‘’’ – dan seterusnya), misal A B A’ B A’’ (contoh pada bentuk-bentuk bagian lagu dibawah).
Anak Kalimat / Frase
Setiap kalimat musik / periode terdiri dari dua anak kalimat / frase. Frase awal disebut frase pertanyaan / frase anteseden. Sedangkan frase berikutnya sering dinamakan frase jawab / frase konsekwen. Sebuah frase anteseden biasanya berhenti dengan nada yang mengambang, atau sering dikatakan berhenti dengan koma. Umumnya disini terdapat akor Dominan. Dan frase titiknya adalah pada frase konsekwen dengan akor Tonika.
Pengkodean anak kalimat / frase ini adalah dengan huruf kecil (a, b, c, dan seterusnya). Jika dalam frase ini terdapat perubahan, maka di sertai dengan tanda aksen seperti pada bentuk kalimat / periode.
Motif
Unsur terkecil dari musik adalah nada, namun satu nada belum dapat dikatakan musik. Sekolompok nada yang menjadi satu kesatuan disebu motif. Pada umumnya, motif terdiri dari minimal dua nada dan maksimal 2 ruang birama. Bila motif ini memenuhi satu ruang birama, maka disebut motif birama. Sedangkan bila motif ini hanya memenuhi satu hitungan disebut motif mini atau motif konfigurasi.
Pengolahan Motif
Dasar sebuah komposisi adalah keutuhan frase lagu yang menjadi suatu periode kalimat. Hal ini dapat dicapai dengan pengulangan motif. Apabila motif-motif digabung menjadi satu unit, maka terbentuklah melodi yang selanjutnya menjadi deretan figur-figur. Figur-figur tersebut akan menjadi sebuah tema melodi yang setiap satuan motifnya dapat dikembangkan dengan cara merubah harga not tanpa mengurangi isi dari setiap biramanya. Contoh:
Selain contoh pengolahan motif tersebut diatas, ada teknik pengolahan yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah meslodi sehingga menjadi sebuah karya yang utuh. Teknik-teknik pengolahan motif antara lain:
- Repetisi (ulangan harafiah)
Penguangan kembali dengan bentuk sama atau dengan sedikit perubahan.
Contoh pada lagu Garuda Pancasila:
- Sekuens (ulangan pada tingkat lain)
Pengulangan kembali ke tingkat nada yang lebih tinggi (sekuens naik) atau lebih rendah (sekuens turun).
Contoh pada lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Indonesia Raya:
- Augmentation of ambitus (pembesaran interval)
Pengulangan yang berfungsi untuk menciptakan peningkatan ketegangan.
Contoh pada lagu Hari Merdeka:
- Diminuation of ambitus (pemerkecilan interval)
Pengulangan yang bertujuan untuk mengurangi kategangan terutama pada frase konsekwen.
Contoh pada lagu Terimakasihku:
- Augmentation of value (pembesaran nilai nada)
Pengulangan dengan pengolahan melodis dengan merubah irama motif karena masing masing nada di gandakan.
Contoh pada lagu Macepet Cepetan: (dengan kode m1 dan n1)
- Diminuation of value (pemerkecilan nilai nada)
Pengulangan dengan memerkecil nilai nada sehingga seolah-olah temponya menjadi cepat.
Contoh pada lagu Macepet Cepetan: (dengan kode m dan n)
- Inversion (pembalikan)
Pengulangan interval naik menjadi turun demikian juga sebaliknya jika ada motif asli yang intervalnya turun kemudian dengan pengulangan menjadi naik.
Contoh pada lagu Indonesia Bersatulah:
- Retrograde (retrogresi)
Pengulangan yang dasar prinsipnya hampir mirip dengan inversi.
Contoh:
About
my logo
My Playlist
Pages
Blog Archive
-
▼
2010
(97)
-
▼
Juni
(16)
- Musik Perjuangan
- musik non tradisional indonesia
- Musik Keroncong
- Intrument Modern
- Piano
- Biola
- Alat musik tiup
- musik perkusi
- UNSUR MUSIK Modern NUSANTARA
- Kreasi Musik
- KREASI MUSIK Pada umumnya, teknik-teknik yang di...
- Bentuk Musik
- Prosedur Berkarya
- Teknik Bernyanyi
- Pengertian Pagelaran Pagelaran adalah suatu kegi...
- PAGELARAN MUSIK
-
▼
Juni
(16)