Bondan Berencana Bekerja di Luar Dunia Musik
Walau telah mantap menikah muda, ia belum berencana untuk menambah momongan. Ia merasa kasihan pada sang istri yang telah 9 bulan mengandung beban fisik dan mental. Saat ini ia dan sang istri berkonsentrasi untuk merawat serta mendidik putri pertamanya, Kara Annabelle.
Ayah satu anak yang bertampang babyface ini berprinsip untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrohmah. Mantan penyanyi cilik ini percaya bahwa tidak ada hal lain yang sebaik itu dalam membina keluarga.
Tentang targetnya saat ini, ia berencana mengajar anaknya untuk berbicara. Pengalaman pertama mendidik anak perempuan dijalaninya dengan santai. Kesulitan dalam mendidik anak untuk sementara belum dirasakannya, "Kalau udah 3 tahun baru mikir," candanya.
Bondan Prakoso Mengaku Berubah
Menikah di usia yang relatif muda, namun Bondan mengaku telah mantap menjalaninya, terutama dari segi mental. Setelah berkeluarga, keseharian Bondan disibukkan dengan kerja dan mendidik anak. "Kalo ada budget lebih shopping," tambahnya.
Ditanya tentang keinginannya nongkrong-nongkrong bersama teman-temannya, Bondan berujar telah melewati masa-masa seperti itu.
Menikah telah membawa banyak perubahan pada diri Bondan,frontman band Bondan Prakoso & Fade2Black ini, mengaku bahwa menikah telah membuatnya belajar untuk mengambil keputusan besar. Ia mengubah cara berpikirnya setelah mempunyai momongan.
"Awalnya agak sulit dipercaya, wow, I am father now, karena sering liat anak jadi berubah cara berpikir gue," ujar Bondan saat ditemui dalam jumpa pers Konser Amal dan Launching Charity Club Indonesia yang bertempat di D'ocean, Plaza Tendean, Selasa (23/02).
Sebagai pasangan muda, tentunya Bondan dan keluarganya tak lepas dari masalah. Dalam menyelesaikannya,Bondan berprinsip untuk selalu berkepala dingin. "Kita nggak nyelesain masalah dengan bicara kasar dan pergi itu nggak nyelesain masalah,kita bicara baik-baik," katanya.
Dan kini telah hadir CCI - Charity Club Indonesia - untuk membantu para seniman yang tengah menderita sakit itu. CCI adalah organisasi nirlaba yang siap bergerak dan mengawali kegiatannya pada 26 Februari 2010 di Ballroom Twin Hotel, Jalan S.Parman Kav 93-94, Slipi, Jakarta Barat, mulai pukul 7 malam.
"Selain peresmian CCI, itu sekaligus kami menggalang dana untuk sejumlah nama yang kini sedang terbaring sakit dan relatif mengalami kesulitan biaya," ungkap Bens Leo, salah seorang penggagas berdirinya CCI, Selasa (23/02) di D' Ocean Tendean di Jakarta Selatan
Sejumlah nama yang sedang terbaring sakit itu adalah; Waldjinah (penyanyi keroncong), Gesang (pencipta lagu keroncong), Rizaldi Siagian (Etnomusikolog), Pepeng (komedian), Deddy Hasan (penyanyi Katara Singers), Teguh Esha (penulis), Deded R Moerad (penulis buku jazz), Bram Makakekum (Kelompok Kampungan dari Jogja), Januar Irawan (bassis Makara) dan Yudhi NH (wartawan musik).
Dalam konser perdana ini, beberapa artis yang langsung menyatakan kesediaanya untuk mendukung kinerja CCI, sekaligus membantu rekan seniman mereka yang tengah menderita sakit itu adalah Vina Panduwinata, The Dance Company, Kadri Jimmo The Prinzes of Rhythm featuring Once Dewa, Yuni Shara, Bondan Prakoso, Thinkerbell (Tere dan Fiia), dan Audiensi Band serta Mayong Suryo Laksono dan Elsa Sigar sebagai host-nya.
Sistem donasi yang diterapkan dalam konser amal itu, Diimulai dari sumbangan sebesar Rp150 ribu per orang (kursi tanpa meja) hingga tak terbatas nilainya (kursi + meja dan duduk ditemani kalangan selebritas) tergantung dari kerelaan dan kesediaan para donatur.
Donasi tersebut bisa ditransfer ke rekening CCI di BCA dengan rekening gabungan atas nama Mohammad Kadri dan Harry Santoso dengan nomer rekening 679 - 0321 - 004.
CCI digagas oleh sejumlah pekerja seni dalam industri musik di tanah air, seperti musisi, pengamat musik, wartawan, Event organizer, penyewaan tata suara, seniman senimatografi, dokter, pengacara bahkan anggota parlemen.
Diantara mereka adalah Bens Leo, Remmy Soetansyah, Ati Ganda, Dion Momongan, Nini Suny, Buddy Ace, Harry Koko Deteksi, Kadri Mohamad, Tere, Tiro Sanchabahtiar, Doddy Katamsi, Rudita, dr. Pauline Endang, dr. Aswin Sastrowardoyo, Doni Hardono, Adib Hidayat dan beberapa nama lainnya yang terus menyatakan kesediaannya bergabung dalam lembaga sosial CCI tersebut.
Selama ini di antara nama-nama tersebut mulai terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan konser amal untuk membantu masyarakat termasuk para seniman musik. Sebut saja misalnya acara amal untuk seniman musik almarhumah Nita Tilana di era 90-an, yang bisa dibilang cikal bakal dimulainya konser amal untuk membantu insan musik Indonesia.
Ada pula konser amal untuk korban bencana alam; Tsunami Aceh, gempa Jogjakarta, gempa di Padang, banjir Situ Gintung, hingga yang paling hangat adalah penggalangan dana Koin untuk Prita, konser amal untuk Ucok Aka Harahap dan Yudhie Grass Rock, dan sebentar lagi ada konser amal Koin untuk Anak. Pendek kata, nyaris segenap elemen masyarakat ikut terlibat aktif secara kreatif dalam berbagai kegiatan sosial dan acara amal lainnya.
Dan tentu saja CCI - Charity Club Indonesia, yang mengawali kehadirannya tak sekadar menggalang dana semata dari para Dermawan, tapi juga menyiapkan konser musik yang dikemas secara menawan untuk para dermawan.
"Kami menanti kehadiran para dermawan di acara nan menawan ini," harap Bens Leo, Project Officer Konser Perdana Charity Club Indonesia tersebut.
Rock DJ Warnai Tahun Baru
"Sesuai rencana mereka tampil selama 70 menit membawakan 13 lagu yang semuanya baru," jelas Koordinator Entertainment Zona Cafe, Arianto.
Meski musik mereka masih terasa asing di telinga namun petikan bass Bondan, gebukan drum Maggi, dan putaran musik klub dari DJ Alvin mampu menghibur pengunjung.
Musik yang disajikan ketiganya mengingatkan pengunjung pada jenis musik milik grup musik Prodigy, Chemical Brother yang pernah terkenal akhir era 90-an.
Pada penampilannya, Maggi, Bondan, dan DJ Alvin tidak jarang melakukan aksi yang tidak diduga bahkan terkesan agak gila karena melakukan gerakan-gerakan mengikuti irama musik yang mereka bawakan.
Sayangnya, suara petikan gitar bas dan gebukan drum kurang terdengar, tenggelam oleh dentuman musik klub DJ Alvin.
Zona menyiapkan 800 lembar tiket seharga Rp100 ribu dengan kapasitas pengunjung mencapai 1400 orang.
Kolaborasi unik dari tiga musisi yang tergabung dalam grup musik bentukan baru Maggi dan Bondan pada Agustus 2009 tersebut baru pertama kalinya tampil di Makassar.
Acara bertema Party Zona for Partyholic ini digelar mulai pukul 21.30 wita (31/12) dengan konsep hitam dan putih dan menganjurkan kepada pengunjung untuk berpakaian dengan warna sesuai dengan konsep.
Selain penampilan ketiga musisi tersebut akan tampil pula penari seksi dari Bandung, dua home band dari Jakarta dan residen DJ.
Sejumlah personil dari Angkatan Laut, Polda, Provost, dan keamanan internal disiagakan untuk menjaga penyelenggaraan acara.
komentar
Posting Komentar