Latar belakang
Gladiresik sebagai "music lab" jelas mengarahkan sistem pendidikannya lebih ke praktek (seperti layaknya laboratorium), dari pada sekedar berteori. Dengan demikian sejak awal siswa/i sudah diwajibkan menggunakan alat musiknya (suaranya, bagi Divisi Vokal). Begitu juga pada jam mata pelajaran, GRML tidak hanya menggunakan metronome sebagai panduan belajar dan berlatih musik, tapi juga menggunakan drum-loop dari berbagai style musik.GRML mengadakan berbagai kegiatan live music yang bersifat pendidikan seperti :
- Student Live Briefing,
- Student Gathering Performance,
- Internal Workshop (di lokasi GRML)
- External Workshop
Gladiresik Music Lab didirikan oleh sejumlah musisi berpengalaman seperti; Todung Pandjaitan, Donny Suhendra, Gilang Ramadhan, Annette Frambach, Krisna Prameswara, dan Benny Likumahuwa.
Di Indonesia, dari segi waktu, mayoritas siswa/i musik hanya menyanggupi 1 (satu) x 1 (satu) jam, setiap minggu untuk mengikuti pendidikan musik. Dilema ini sangat mempersulit para pendidik musik di Indonesia untuk memungkinkan pendidikan musik secara maksimal.
Mengatasi dilema pendidikan musik di Indonesia. GladiResik Music Lab menyusun kurikulum :
FULL PROGRAM CLASS (FPC). Berupa ringkasan teori & tehnik musik yang berkesinambungan dari awal hingga akhir. Tahap demi tahap kemajuan siswa/i bisa termonitor secara seksama. Disusun dalam 3 (tiga) tingkatan dengan jangka waktu yang relatif singkat selama 2 tahun, yaitu :
- Beginner (Level C)
- Intermediate (Level B)
- Advance (Level A)
SPECIAL PROGRAM CLASS (SPC). Kid Class, Hobby Class, dan pengetahuan alat-alat musik lainnya.
TRUE BASIC BRINGS EXCELLENCE. Motto GRML sesuai misi & tujuannya untuk memperkuat siswa/i dari sisi dasar, demi memudahkan kelanjutannya berprofesi maupun berkarya di musik. Untuk lebih menyingkat lagi waktu dalam belajar musik, di awal GRML memperagakan garis besar sistem pendidikan dengan pengadaan TRIAL CLASS.
Sejarah
Dimulai sejak tahun 1990. Setelah menggeluti Bass Instruction Program di Dick Grove School of Music dan Graphic Design di Woodbury University, Los Angeles. Todung Pandjaitan mendirikan perusahaan manajerial artis yang pertama di Indonesia, ARCI (Art Circle Network), dan masih berlanjut sampai sekarang.Melalui tehnis pelaksanaan di ARCI sebagai jembatan antara artis musisi dan klien, beliau menyaksikan sekian banyak kekurangan dan kelebihan artis musisi Indonesia dan dampaknya ke industri musik itu sendiri. Dari sini berawal hasrat untuk melengkapi pendidikan musik di tanah air Indonesia.
Hasrat itu semakin dalam terukir. Tahun 1996, untuk merealisasikan niatnya di bidang pendidikan musik, Todung Pandjaitan mengundang Benny Likumahuwa yang pada saat itu sudah menjadi salah satu pakar pendidikan musik di Indonesia, disamping Jack Lesmana.
Tahun 2000 semasa sistem pendidikan masih dalam penggarapan, Iwan Iskandar selaku redaktur majalah HAI pada saat itu, tertarik untuk menerbitkan sistem pendidikan musik garapan Todung Pandjaitan pribadi menjadi seri pertama dari HAI Musik Series yang diberi judul BoomBassTech dan sekaligus juga mencerminkan pengalaman Todung Pandjaitan selama 10 tahun di industri musik Indonesia.
Waktu terus berlalu, kali ini Todung Pandjaitan mengundang Gilang Ramadhan, sesama alumni siswa musik dari Los Angeles, lulusan Hollywood Professional School, jurusan drum. Melalui sekian panjang pembicaraan mereka sepakat untuk mengikut-sertakan selain Benny Likumahuwa, juga Donny Suhendra dan Krisna Prameswara, untuk mempersolid detail materi pendidikan musik tersebut. Sehingga tepatnya pada tahun 2004, berempat mereka membentuk tim perencana kurikulum di bawah pengawasan Benny Likumahuwa, yang akhirnya juga dilengkapi dengan kehadiran Annette Frambach, seorang pakar pendidikan seni suara.
Setelah melewati berbagai proses, akhirnya di awal tahun 2006 , tim perencana resmi memunculkan sistem pendidikan musik ini dengan nama GladiResik Music Lab (GRML).
komentar
Posting Komentar